Cerita Serena Williams soal Beratnya Menjadi Seorang Ibu dan Petenis Profesional
Reporter
Antara
Editor
Arkhelaus Wisnu Triyogo
Kamis, 10 September 2020 10:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Serena Williams, pekerjaan sebagai seorang ibu, sekaligus pemain tenis profesional, seolah tidak akan ada habisnya. Ia mengungkap beban berat seorang ibu seusai kemenangan atas Tsvetana Pironkova di perempatfinal US open, Kamis dinihari tadi. "Ini menunjukkan kepada saya betapa beratnya menjadi ibu," kata Williams tentang performa Pironkova seperti dilansir Reuters, 10 September 2020.
Dalam pertarungan dua ibu, Williams melepaskan 20 ace dalam perjalanan mencatat kemenangan sengit 4-6 6-3 6-2 atas Pironkova, yang melahirkan anak pertamanya pada 2018. Petenis asal Bulgaria itu membuat kejutan karena maju ke perempat final pada turnamen pertamanya dalam tiga kurun tahun. "Kapan pun Anda melahirkan bayi, jujur saja, Anda bisa melakukan apa saja dan Anda menyaksikannya pada Tsvetana hari ini. Dia bermain luar biasa," ujar Williams.
Baca juga : Hasil US Open: Sempat Dipaksa Kerja Keras, Serene Williams Lolos ke Semifinal
Pironkova setuju dengan pendapat sulitnya mengartikan peran gandanya sebagai pemain dan sebagai ibu. "Ini jelas tidak mudah. US Open adalah turnamen pertama saya dan kini saya senang bisa bermain," ujar petenis 33 tahun itu.
Sementara itu, Williams, yang melahirkan putrinya pada 2017, bisa saja menghadapi menghadapi Victoria Azarenka, seorang ibu dan petenis, pada semifinal, Jumat pagi WIB esok. "Saya kira saya paling dipengaruhi oleh para ibu," kata Williams. "Bagaimana Anda melakukannya? Anda memainkan pertandingan dan pulang dengan tetap harus mengganti popok. Ini bagaikan kehidupan ganda."
Petenis Amerika Serikat berusia 38 tahun, yang membutuhkan dua kemenangan untuk memecahkan rekor 24 gelar Grand Slam ini, mengatakan menjadi seorang ibu telah memberinya kekuatan. "Saya pikir ketika Anda jadi ibu, Anda mengatasi begitu banyak hal. Usia sebenarnya menyangkut bagaimana perasaan Anda secara mental dan bagaimana kondisi tubuh, dan bagaimana Anda secara fisik mengimbanginya. Jika Anda menganggapnya hanya angka belaka, maka ya hidup Anda hanya itu," ujar dia.