Sebelum Raih Perak Olimpiade, Eko Yuli Irawan Sempat Berkonflik dengan PABSI

Minggu, 25 Juli 2021 16:36 WIB

Atlet angkat besi Indonesia Eko Yuli Irawan berpose setelah berhasil meraih medali perak pada cabang angkat besi kelas 61 kg dalam ajang Olimpiade 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, 25 Juli 2021. REUTERS/Edgard Garrido
TEMPO.CO, Jakarta - Eko Yuli Irawan berhasil menyumbangkan medali perak untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo. Atlet 31 tahun itu merebutnya dari cabang angkat besi, Ahad, 25 Juli 2021.

Keberhasilan itu sekaligus memupus kekhawatiran bahwa Eko akan terganggu performanya di Olimpiade Tokyo karena masalah yang muncul selam persiapan.

Menjelang Olimpiade Tokyo, Eko sempat berpolemik dengan Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia. Namun, ia tetap memasukkannya dalam kontingen yang dikirim ke Jepang.
Eko meninggalkan Pemusatan Latihan Nasional pada 15 Januari lalu, karena Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) tak memenuhi permintaannya menambah pelatih.

"Seminggu latihan di sana dikasih jawaban ditolak. Padahal sudah komitmen," kata Eko saat ditemui di Hotel Century Park, Jakarta, Rabu, 14 April lalu.

Dilansir dari Majalah Tempo edisi 17 April 2021 dalam artikel berjudul "Pilih-pilih Pelatih Angkat Besi", polemik antara Eko dengan PB PABSI itu sudah berlangsung sejak pertengahan tahun lalu ketika dia memutuskan meninggalkan pelatnas dan berlatih mandiri di rumahnya di Bekasi, Jawa Barat.

Selanjutnya: Cerita Detail Perselisihan Itu
<!--more-->
Menurut Eko, keinginan memasukkan Lukman sebagai pelatih tambahan, karena merasa cocok dengan program yang diberikan. Di Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012, Lukman melatih Eko yang berhasil meraih medali perunggu. Adapun, di Olimpiade Rio de Jainero 2016, ia dilatih Dirdja Wihardja dan menyumbang medali perak.

Eko mengaku telah mengkomunikasikan keinginannya dilatih Lukman kepada Wakil Ketua Umum PB PABSI Djoko Pramono, pelatih Dirja Wihardja dan Erwin Abdullah, serta Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PABSI, Hadi Wihardja.

"Setelah itu disampaikan ke ketua umum, dengan komitmen masuk ke mess pada 11 Januari," ujar atlet berusia 31 tahun ini. Djoko, kata Eko, menolak permintaannya karena khawatir akan merusak harmonisasi tim yang telah terbentuk.

Menurut Eko permintaannya itu tidak otomatis mengganti Erwin Abdullah yang selama ini mendampinginya dan memberikan program latihan. "Tak ada masalah, Pak Erwin terbuka kok. Kita bisa berkolaborasi bareng," ucap dia.

Namun keputusan PB PABSI telah bulat, Eko diberi pilihan bergabung atau mundur dari pelatnas. “Latihan di sini silakan, mau di luar silakan, tetapi tidak bisa pakai uang APBN karena ada aturan yang dibuat pemerintah,” kata Djoko di Wisma Kwini, tempat latihan lifter pelatnas, Senin, 12 April lalu.
Djoko menjelaskan, alasan tidak mengabulkan permintaan Eko agar tak ada anak emas di pelatnas. Dalam perekrutan pelatih, kata Djoko, terdapat beberapa kriteria di antaranya rekam jejak dan sertifikasi.

Meski Lukman bersertifikat internasional, Djoko menyebutkan itu bukan jaminan bakal mampu bekerja sama dengan jajaran pelatih lain. "Pelatih kita belum punya sertifikat menghasilkan macam-macam prestasi. Ada yang bersertifikat internasional, dipakai negara lain, ternyata bikin onar," ucap dia.

Lukman yang langganan melatih Timnas Angkat Besi Indonesia mulai tersingkir setelah Olimpiade London 2012. Saat itu, dia tengah mempersiapkan lifter untuk Asian Games XVII di Incheon, Korea Selatan 2014. Lukman dianggap bersalah karena mengizinkan lifter Malaysia ikut latihan bersama Timnas tanpa restu Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI).

“Saya akui kesalahan. Saat itu, saya pikir itu biasa karena lifter Malaysia sering berlatih dengan lifter daerah Bekasi,” kata Lukman dari Bangkok, Thailand, Rabu, 14 April lalu.
Lukman, kelahiran Lampung 7 Juli 1966 yang sejak 2018 menjadi pelatih kepala Timnas Angkat Besi Thailand, merasa tidak diberi kesempatan untuk mengklarifikasi masalahnya. Ia langsung diberi sanksi tegas tidak boleh lagi menangani tim nasional maupun daerah.

“Ada yang menjelek-jelekkan saya dengan tujuan ingin menggantikan posisi saya," ujar pelatih yang menulis surat pengunduran diri dari pelatnas pada 28 Mei 2014 itu. Ia lalu menjadi pelatih kepala Timnas Angkat Besi Malaysia 2014-2016.
Komite Olimpiade Indonesia atau National Olympic Committee (NOC) Indonesia akhirnya turun tangan menengahi masalah. Sekretaris Jenderal NOC Indonesia Ferry Kono melalui e-mail, 8 April 2021, menjelaskan NOC Indonesia memutuskan memanggil Lukman, pelatih yang diinginkan Eko. Untuk membayar Lukman,NOC Indonesia mencari sponsor.
Jalan tengah itu kini terbukti telah jadi jalan sukses. Eko Yuli Irawan mampu mempersembahkan medali perak di cabang angkat besi Olimpiade Tokyo.

Berita terkait

Ernando Ari Ungkap Pesan Shin Tae-yong ke Pemain Timnas U-23 Indonesia Usai Gagal Lolos Olimpiade

2 hari lalu

Ernando Ari Ungkap Pesan Shin Tae-yong ke Pemain Timnas U-23 Indonesia Usai Gagal Lolos Olimpiade

Ernando Ari meminta Shin Tae-yong agar tidak terlena dengan pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia vs Guinea, Bagas Kaffa Starter

4 hari lalu

Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia vs Guinea, Bagas Kaffa Starter

Shin Tae-yong memilih Bagas Kaffa untuk mengisi posisi wingback kanan di laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea.

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong Masih Optimis Dapat Tiket ke Olimpiade, Siapkan Strategi Berbeda

4 hari lalu

Shin Tae-yong Masih Optimis Dapat Tiket ke Olimpiade, Siapkan Strategi Berbeda

Pelatih Timnas Indonesia U-23 Shin Tae-yong menyiapkan strategi berbeda menghadapi Guinea demi tiket Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Daftar Pemain Guinea untuk Hadapi Timnas U-23 Indonesia di Playoff Olimpiade Paris 2024, Ada Ilaix Moriba

6 hari lalu

Daftar Pemain Guinea untuk Hadapi Timnas U-23 Indonesia di Playoff Olimpiade Paris 2024, Ada Ilaix Moriba

Timnas U-23 Guinea mulai bersiap untuk menghadapi Timnas U-23 Indonesia pada babak play-off cabang olahraga sepak bola Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Inilah 4 Pemain Timnas U-23 yang Dinilai Roberto Mancini Layak Bermain di Serie B Italia

7 hari lalu

Inilah 4 Pemain Timnas U-23 yang Dinilai Roberto Mancini Layak Bermain di Serie B Italia

Marselino Ferdinan, Ivar Jenner, Nathan Tjoe-A-On, dan Justin Hubner dinilai pelatih Roberto Mancini layak bermain di Serie B Italia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

9 hari lalu

Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

Setelah timnas Indonesia U-23 dikalahkan Irak saat perebutan peringkat ketika Piala Asia U-23 2024, Ali Jasim mengungkapkan harapannya

Baca Selengkapnya

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

11 hari lalu

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

Ilham Rio Fahmi akan berusaha membalas kepercayaan dari pelatih kepala Shin Tae-yong apabila diturunkan dalam laga Timnas U-23 Irak vs Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

11 hari lalu

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

Olympic Phryge, maskot Olimpiade Paris 2024, diangkat sebagai simbol kebebasan danrepresentasi alegori Republik Prancis.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Hadapi Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Akui Pemain Lelah Mental dan Fisik

13 hari lalu

Timnas U-23 Indonesia Hadapi Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Akui Pemain Lelah Mental dan Fisik

Shin Tae-yong yakin para pemain Timnas U-23 Indonesia bisa tampil baik melawan Irak di Piala Asia U-23 2024 dan meraih tiket Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

15 hari lalu

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya