Sejarah Ganda Putri Indonesia di Olimpiade, Greysia / Apriyani Terhebat
Reporter
Irsyan Hasyim (Kontributor)
Editor
Febriyan
Jumat, 30 Juli 2021 17:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan Greysia / Apriyani mencatat sejarah dengan melaju ke semifinal Olimpiade Tokyo. Mereka pun berpeluang menjadi ganda putri Indonesia pertama yang meraih medali emas pesta olahraga dunia empat tahunan tersebut.
Cabang olahraga bulu tangkis mulai dipertandingkan di Olimpiade pada 1992 di Barcelona. Kala itu, Susy Susanti dan Alan Budikusuma meraih medali emas di nomor tunggal putri dan putra.
Sejak 1992, Indonesia pernah merasakan medali emas di semua nomor kecuali ganda putri. Di edisi 1992, pencapaian terbaik ganda putri Indonesia diraih oleh Finarsih dan Lili Tampi yang melaju hinga perempat final. Mereka kalah dari pasangan Korea Selatan Gil Young-ah / Shim Eun-jung.
Empat tahun berselang, Indonesia diwakili oleh Finarsih/Lili Tampi dan Eliza Nathanael/Zelin Resiana. Finarsih/Lili Tampi tumbang dari waikil Cina Qin Yi Yuan / Tang Yong Shu sementara Eliza/Resiana melaju ke perempat final sebelum dihentikan wakil Cina Ge Fei / Gu Jun yang akhirnya merebut medali emas.
Pada Olimpiade 2000 di Sidney, Ge Fei / Gu Jun kembali menjadi momok menakutkan bagi ganda putri Indonesia. Mereka mengalahkan Etty Tantri/Cynthia Tuwankotta di perempat final dan mempertahankan medali emasnya.
Prestasi ganda putri Indonesia kembali mundur pada Olimpiade Athena 2004. Pasangan Jo Novita/Lina Nurlita kandas dari wakil Cina Yang Wei / Zhang Jie Wei pada putaran kedua setelah bermain rubber game. Yang / Zhang pun meraih medali emas saat itu.
Empat tahun berselang, duet Lilyana Natsir/ Vita Marissa bahkan terhenti pada putaran pertama di Olimpiade Beijing. Mereka dikalahkan wakil tuan rumah Yang Wei / Zhang Jie Wei yang kemudian gagal mempertahankan medali emasnya setelah tersingkir pada semifinal.
Petaka datang bagi Indonesia pada Olimpiade 2012 di London. Pasangan Meiliana Jauhari / Greysia Polii yang sudah melaju ke partai perempat final didiskualifikasi karena dianggap tak sportif. Mereka didiskualifikasi bersama dua pasangan korea dan satu pasangan Cina karena dianggap sengaja mengatur hasil akhir laga ketiga babak penyisihan grup.
Pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, pasangan Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii tersingkir di perempat final usai kandas dari wakil Cina Tang Yuanting / Yu Yang.
Bagi Greysia Polii, ajang Olimpiade Tokyo 2020 merupakan ketiga kalinya dia tampil di pesta olahraga dunia tersebut. Ini juga bisa jadi Olimpiade terakhirnya mengingat usianya yang sudah 33 tahun. Sementara Pariyani Rahayu masih memiliki karir cukup panjang karena masih berusia 23 tahun.
Greysia / Apriyani akan berhadapan dengan Lee So Hee/Shin Seung Chan (Korea) pada babak semifinal badminton Olimpiade Tokyo 2020, di Musashino Forest Plaza, Tokyo, Sabtu 31 Juli 2020. Laga ini akan disiarkan secara langsung oleh TVRI dan ChampionsTV1.
IRSYAN HASYIM I PBSI