Sabar Gorky, Mendaki Puncak Carstensz dan Elbrus dengan Satu Kaki

Jumat, 17 September 2021 09:25 WIB

Sabar Gorky, pendaki tunadaksa menaklukkan Puncak Elbrus dan Cartenz - Foto dok. pribadi

TEMPO.CO, Jakarta - Tertatih Sabar Gorky, setapak langkahnya terasa makin sulit. Hujan salju deras mengguyurnya di atas ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut. Tapi langkahnya tak goyah. Dingin menembus tubuhnya. Nyali membakar terus semangatnya. Ia tak menghentikan langkahnya.

Satu-satunya kakinya terus bergerak di atas ketinggian Puncak Carstensz, Papua, salah satu puncak gunung tertinggi dunia. Lelaki itu tak kenal menyerah dengan keterbatasannya. Dia terus maju dengan susah payah, tongkat penyangga terus dia jejakkan ke tubuh gunung bersalju itu. “Carstensz… Carstensz…” begitu kata dia berulang-ulang.

Tepat di Puncak Carstensz, 5 Oktober 2017, tangisnya pecah. Penakluk gunung-gunung di Nusantara ini tak kuasa meluapkan segala rasanya. Ujung susah payah tercapai sudah. Menangis lelaki perkasa.

Sebetulnya sudah kali kedua Carstensz ia taklukkan, setelah 2015. Tapi menurutnya ekspedisi pendakian bersama Tim Bhinneka Tunggal Ika ini lebih menantang, hujan badai salju harus dia terjang.

Sabar namanya. Lelaki 50 tahun asal Solo ini sejak 1985 menggeluti petualangan alam, bukan hanya pendakian gunung tapi juga panjat tebing dan arung jeram. Pada 1996, dalam perjalanan dari Jakarta ke Solo, ia jatuh dari kereta api, kaki kanannya harus diamputasi. Terhenti segala penaklukannya, getir hidupnya, susah hatinya, terguncang segalanya. Satu kaki yang menjejak puncak Merapi, Sindoro, Sumbing, Merbabu itu tak lagi melekat padanya.

Bukan gunung-gunung tinggi itu kemudian yang harus ditaklukannya, tapi dirinya sendiri. Bukan arung jeram ganas yang harus ia lawan, tapi dirinya sendiri yang ia harus tundukkan. Waktu membuatnya harus berdamai dengan diri sendiri.

Advertising
Advertising

Pelan-pelan ia bangkit. Tak lagi meratapi kekurangannya berlama-lama. Pada 2009, medali emas ia raih di kejuaraan panjat dinding Asia di Korea Selatan.

Satu kaki kirinya kemudian berhasil menjejakkan salah satu puncak tertinggi dunia, Gunung Elbrus (5.642) tepat di hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2011. Di sana nama Gorky itu kemudian disematkan padanya, dalam bahasa Rusia, gorky bermakna kepahitan. Pahit dan berliku jalan hidup Sabar Gorky.

Kemudian November 2011, puncak Gunung Kilimanjaro (5.895 mdpl) di Tanzania pun ia sambangi.Menuju puncak Kilimanjaro, saat itu, tim lain yang berpapasan dengannya meredahkannya. Tapi itu justru menantang dirinya untuk membuktikan, satu kakinya harus sampai di puncak tertinggi itu. Dan pada 18 Agustus 2018, puncak Elbrus kembali didakinya.

Empat dari puncak tertinggi dunia telah ia datangi, tiga puncak lain dari seven summit ingin pula ia kunjungi, dengan satu kaki kirinya.

Di puncak-puncak gunung tertinggi dunia itu keberaniannnya teruji, keteguhannya mengalahkan ketakutan, kegigihannya menapaki jalur pendakian sesulit di bibir-bibir jurang. Kepada putrinya Nova, ia selalu tuliskan suatu saat anaknya pun bisa berdiri di tempat ia taklukkan puncak dunia.

Susah payah merah putih ia kibarkan di puncak-puncak tinggi dunia, dengan satu kaki. Berkibar-kibar bendera penuh kebanggaan. Air mata mana yang tak jatuh. Sabar Gorky telah mampu menaklukkan dirinya sendiri, pendakian tersulit dari puncak tertinggi dunia manapun juga.

“Rencana tahun 2020 kemarin seharusnya pendakian ke Puncak Carstensz, Papua lagi dan Vinson Massif di Antartika, tapi karena dampak Covid-19 ini jadi tertunda semua, ditangguhkan. Sampai akhir 2021, belum ada program lagi, entah kapan lagi, mudah-mudahan ada yang peduli kepada saya untuk bisa membawa nama Indonesia lagi ke puncak-puncak tertinggi dunia,” kata Sabar Gorky kepada Tempo.co

Baca: Hari Kemerdekaan, Sabar Gorky Kembali Panjat Gunung Elbrus

Berita terkait

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

3 jam lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

5 jam lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

6 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

8 jam lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

12 jam lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

14 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

16 jam lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

1 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

1 hari lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya