Perolehan Medali PON Papua Terkini: Catur, Angkat Besi, Anggar, Panjat Tebing
Reporter
Antara
Editor
Arkhelaus Wisnu Triyogo
Jumat, 8 Oktober 2021 16:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tim catur DKI Jakarta dan Jawa Barat berbagi satu medali emas dalam nomor beregu catur cepat PON Papua yang menyelesaikan babak terakhir pada Jumat, 8 Oktober 2021, di Swissbell Hotel, Merauke. Tim catur DKI yang dimotori GM Novendra Priasmoro menjadi yang terbaik di kategori beregu terbuka setelah unggul 2-0 di perhitungan tie break 2 atas GM Susanto Megaranto dan kolega dari Jawa Barat.
Tie break 2 adalah perhitungan hasil pertandingan head to head antara dua tim. DKI Jakarta dan Jawa Barat sebenarnya sama-sama mencatatkan 16 poin dari 8 kali kemenangan dan sekali kekalahan. Namun, saat kedua tim bertemu di babak kedua, DKI berhasil mengungguli Jabar dengan skor 3-1.
Di kategori beregu putri, Jawa Barat meraih medali emas setelah unggul agregat total poin seluruh partai atau tie break 3 dari tim Jawa Timur. Jawa Barat yang diperkuat IM Medina Warda Aulia mengumpulkan total poin 23,0. Sedangkan, Jawa Timur mengumpulkan 22,0. Dalam pertandingan sistem round robin sembilan babak, baik Jabar maupun Jatim sama-sama membukukan 17 poin dari delapan kemenangan dan hasil seri 1,5 -1,5 saat kedua tim bertanding di babak ketiga.
Dengan hasil itu, Jawa Barat sudah mengumpulkan 3 medali emas dari cabang olahraga catur PON XX setelah sebelumnya merebut medali emas dari nomor beregu terbuka catur kilat dan perorangan terbuka catur kilat atas nama NM Arif Abdul Hafiz.
Sementara itu di kategori perorangan catur cepat putri, WIM Chelsie Monica Sihite kembali menyumbang medali emas untuk Kalimaatan Timur. Sebelumnya, ia juga menjadi yang terbaik di nomor catur kilat. Di kedua nomor ini Chelsie mengungguli pecatur terbaik putri Indonesia GM Irine Kharisma Sukandar dari Jawa Barat.
Di kategori catur cepat terbuka, NM Kahfi Maulana dari Daerah Istimewa Yogjakarta menjadi yang terbaik dan berhak dengan medali emas. Medali perak kategori ini diraih NM Octo Dani dari Bali dan IM Yoseph Theolifus Taher dari Papua.
Di kategori catur cepat terbatas (veteran), medali emas milik kontingen tuan rumah Papua melalui GM Cerdas Barus. Adapun medali perak diraih FM Hanny Marentek dari Papua Barat dan perunggu untuk IM Danny Juswanto dari Banten.
Berikutnya medali emas untuk tim angkat besi Aceh...
<!--more-->
Di cabang angkat besi, lifter Aceh, Zul Ilmi, menandai debut perdana pada PON Papua dengan medali emas setelah mengalahkan lima pesaingnya dalam kelas 96kg putra. "Ini emas pertama saya di PON," kata Zul Ilmi dalam sesi wawancara media di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kabupaten Jayapura.
Zul Ilmi mencatat total angkatan 330kg, masing-masing150kg untuk angkatan snatch dan 180kg untuk clean and jerk. Sementara medali perak direbut oleh lifter Jawa Timur Sofyan Listianto yang membukukan total angkatan 318kg (snatch 140kg dan clean and jerk 178kg).
Lifter Lampung Roy Samsul Bahri memperoleh medali perunggu setelah membukukan total angkatan 311kg dengan snatch 138kg dan clean and jerk 173kg. Sedangkan Dorian Yates dari Jawa Tengah pulang tanpa medali setelah hanya menorehkan total angkatan 303kg (143kg Snatch dan 160kg clean and jerk).
M Ramdhan dari Jawa Barat juga mengalami hal yang sama setelah membuat total angkatan 303kg (137 Snatch dan 166 clean and jerk). Wakil tuan rumah Boy Sandika Agung yang mencatat total angkatan 208kg (125kg Snatch dan 155kg clean and jerk).
Pelatih angkat besi Aceh Effendi Eria mengatakan Zul pernah mengincar medali kejuaraan nasional pada 2017. Namun, tidak ada kesempatan karena nomor yang dipertandingan tak tersedia. "Tidak ada nomornya untuk Zul. Karena kelasnya tidak dipertandingkan 2017. Di pelatnas 2019 juga tidak ada. Adanya baru di Vietnam untuk kelas 96kg," kata dia.
Zul baru bergabung di Pelatnas awal 2021 yang dipersiapkan untuk pertandingan Sea Games. Pencapaian Zul dalam PON Papua ini adalah juga rekor baru PON dalam kelas 96kg. Zul juga mencatat rekor baru nasional Pra PON Jawa Barat di Bandung pada 2019 dari 328kg menjadi 330kg.
Berikutnya Aceh meraih rekor di olahraga anggar...
<!--more-->
Kontingen Aceh berhasil mencetak sejarah dengan meraih medali emas cabang olahraga anggar kategori floret beregu putra setelah mengalahkan Riau. Manajer tim anggar Aceh, Husaini, mengatakan bahwa perolehan medali emas itu menjadi yang pertama kalinya sejak PON Sumatera Selatan tahun 2004.
"Kami sudah lama sekali sebenarnya menguasai jenis senjata floret dari zaman senior-senior mereka dahulu. Sudah lama atlet kita itu sudah tidak ada lagi karena terkena tsunami dahulu. Jadi kita butuh waktu panjang untuk membina mereka kembali meraih prestasi hari ini," kata Husaini di Gedung Serbaguna Gereja St Yoseph, Merauke.
Dalam partai final tim floret beregu putra, Aceh menang atas Riau dengan skor akhir 45-39. Aceh diperkuat oleh Erwan Tona, Zaidil Al Muqaddim, dan Yudi Anggara Putra. Sedangkan Riau diperkuat Muhammad Fuad, Muhammad Fatah Prasetyo, Muhammad Anggi Normansyah.
Husaini mengatakan bahwa Aceh sejak awal menargetkan mendapatkan satu medali emas dalam cabang olahraga anggar PON XX Papua. Dia pun mengaku bahagia setelah target tersebut dapat terpenuhi. "Kita memang dari awal itu sudah menargetkan untuk mendapatkan satu medali emas. Kemarin kita di perorangan juga di final tapi belum rezeki," ujar Husaini.
Husaini menambahkan bahwa perolehan medali emas anggar PON XX Papua itu dipersembahkan untuk masyarakat Aceh yang telah memberikan dukungan penuh untuk meraih prestasi. "Ini emas menjadi penantian yang lama di senjata floret dan ini menjadi hadiah untuk masyarakat Aceh," tutur Husaini.
Berikutnya NTB meraih medali emas panjat tebing...
<!--more-->
Di olahraga panjat tebing, kontingen Nusa Tenggara Barat merebut medali emas kedua di PON Papua setelah memenangi perlombaan nomor combined perorangan putri melalui Nurul Iqamah di Mimika.
Tim panjat tebing NTB sebelumnya sudah meraih satu medali emas dari nomor boulder beregu putri yang dipersembahkan trio Anggun Yolanda, Ade Irma Suryani, dan Ayu Fatullah. Selain itu, NTB juga menyabet satu perak dari nomor speed relay putri melalui Anggun Yolanda dan Ade Irma Suryani.
Pencapaian Nurul Iqamah di nomor combined perorangan putri memang sudah ditargetkan tim panjat tebing NTB sejak jauh hari. "Kami hanya ditargetkan oleh Pengurus Provinsi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) NTB meraih satu emas dari nomor combined," kata pelatih panjat tebing NTB Ari Purnomo.
Nomor combined ini menggabungkan tiga nomor utama di cabang olahraga panjat tebing, yakni speed, lead, dan boulder. Masing-masing atlet harus menuntaskan tiga nomor tersebut dan untuk meraih juara harus menjadi yang terbaik di ketiganya.
Nurul Iqamah mampu menunjukkan penampilan terbaik di semua tantangan tersebut. Ia berhasil menjadi yang tercepat di nomor speed dengan mengalahkan Desak Made Rita Kusuma Dewi dari Bali untuk perebutan peringkat pertama.
Padahal, Rita sebelumnya menyabet medali emas di nomor speed world record perorangan putri. Namun, Nurul mampu mencapai titik puncak dengan catatan waktu tercepat 7,21 detik, unggul 0,10 detik dari Desak Rita.
Selanjutnya di tantangan boulder, Nurul juga menunjukkan performa yang cukup baik dengan dua kali meraih puncak/top dan tiga zona (2T3z), sehingga menempati peringkat kedua. Ia kalah dari atlet Jawa Timur Fitria Hartani yang meraih dua kali puncak dari dua kali percobaan, sementara Nurul meraih dua kali puncak dari empat kali percobaan.
Peringkat Nurul jeblok saat melakoni tantangan terakhir di arena lead, dengan menempati urutan ketujuh. Sedangkan peringkat pertama diraih Widia Fujiyanti (Jawa Barat) yang menjadi satu-satunya atlet berhasil memanjat sampai ke puncak.
Setelah poin dari ketiga tantangan itu diakumulasi, Nurul Iqamah memperoleh total poin 14 atau hanya terpaut satu poin dari Widia Fujiyanti yang meraih medali perak. Sementara perunggu panjat tebing menjadi milik Fitria Hartani dari Jawa Timur dengan poin 21.
Baca juga : PON Papua: Mengenal Jay Rambo, Atlet Binaraga yang Tak Mau Disebut Mirip Ade Rai