IOC Belum Akan Cabut Sanksi untuk Rusia Meski Ada Gencatan Senjata

Kamis, 3 Maret 2022 09:32 WIB

Presiden IOC Thomas Bach. (Greg Martin/IOC/Handout via REUTERS)

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach mengatakan belum akan membuat komitmen untuk mencabut sanksi terhadap Rusia jika terjadi gencatan senjata atau kesepakatan damai. Menurut dia, kebijakan tersebut tidak akan diambil menyusul kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan operasi militer ke Ukraina.

"Kami membiarkan ini terbuka. Sangat sulit untuk menetapkan tenggat waktu atau menilai suatu peristiwa, apa yang dapat menyebabkan sanksi yang lebih berat atau apa yang dapat menyebabkan pencabutan beberapa sanksi," kata Bach dikutip dari Reuters, Rabu, 2 Maret 2022.

Pada Senin lalu, IOC mengeluarkan rekomendasi agar organisasi olahraga tidak mengizinkan partisipasi atlet dan pejabat Rusia dan Belarusia dalam kompetisi internasional. Pengumuman itu menyebabkan sejumlah olahraga mengumumkan sanksi tersebut, termasuk FIFA dan UEFA yang menangguhkan timnas dan klub Rusia dari berbagai ajang.

"Inilah mengapa Anda menemukan secara umum formula yang kami simpan untuk memantau situasi dengan cermat dan akan beradaptasi tergantung pada perkembangan lebih lanjut," ujar Bach menambahkan.

Bach mengatakan tidak ada sanksi yang diambil langsung terhadap Komite Olimpiade Rusia karena badan tersebut tidak bertanggung jawab langsung atas invasi tersebut. "Anda hanya dapat meminta pertanggungjawaban dari mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran Piagam Olimpiade, bukan rakyat Rusia, para atlet, atau Komite Olimpiade Rusia," katanya.

Advertising
Advertising

Bach belum berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, penanggung jawab operasi militer khusus tersebut. Ia malah mengungkapkan dukungannya kepada para atlet untuk selalu menyuarakan perdamaian. Ia juga mengakui bahwa hanya sedikit yang dapat dilakukan IOC untuk melindungi para atlet Rusia yang mungkin menghadapi akibat dari kebijakan invasi tersebut.

"Sekali lagi, kami telah mencapai batas kami. Kami tidak memiliki pasukan penjaga keamanan seperti polisi, kami tidak memiliki pasukan militer. Di sana kami hanya dapat menawarkan dukungan moral dan membantu menjelaskan situasi ini, tetapi di daerah konflik pengaruh kami berakhir," kata dia.

Thomas Bach meneruskan, "Kami berbuat seperti yang kami lakukan dalam kasus kemanusiaan lainnya yang mempengaruhi kehidupan atlet, dengan mencoba untuk campur tangan. Dari semua yang bisa kami lakukan, kami hanya bisa mengajukan banding."

Baca juga : Antonio Conte Soal Perang Rusia Ukraina: Luar Biasa Sekaligus Bodoh

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

22 menit lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

8 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

2 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

3 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

4 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya