Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023, Ridwan Kamil: Do'a Saya untuk Para Pemain Timnas
Editor
Nurdin Saleh
Jumat, 31 Maret 2023 04:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kecewa atas keputusan FIFA yang mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
"Mewakili perasaan seluruh masyarakat mengaku ada kekecewaan luar biasa atas kegagalan tersebut. Apalagi Jawa Barat sudah menyiapkan salah satu stadionnya, Si Jalak Harupat. Kemudian stadion-stadion lain untuk latihan," kata Ridwan Kamil di Bandung, Kamis.
Menurut Ridwan Kamil keputusan FIFA harus diambil hikmahnya dan dilihat secara objektif dan dirinya juga meminta warga menahan komentar negatif menanggapi keputusan tersebut.
"Jadi kita harus ambil hikmahnya, mungkin keputusan FIFA ini harus kita lihat secara objektif. Di bulan Ramadan kita tahan memberi komentar atau hal yang kurang baik, karena sedang bulan suci," kata dia.
Meski mengecewakan, kata Ridwan Kamil, pihaknya tetap meminta agar masyarakat mendukung penuh timnas ini karena potensinya luar biasa.
"Semoga suatu hari ke depan diberikan panggung internasional yang luar biasa, membuktikan prestasinya," katanya.
Ridwan juga menyadari kekecewaan yang dirasakan para pemain Timnas U-20 Indonesia. "Lalu doa saya untuk para timnas yang mungkin punya kekecewaan, doa terbaik dari saya pribadi untuk para pemain yang saya cintai," kata Ridwan Kamil.
Reaksi Wali Kota Bandung
Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyayangkan Piala Dunia U20 batal dilaksanakan di Indonesia seusai FIFA secara resmi mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah turnamen sepak bola tingkat junior antar negara tersebut.
"Kami masih menunggu informasi resminya dari pemerintah pusat, tapi dengan informasi yang beredar Indonesia batal jadi tuan rumah piala dunia, kami sangat menyayangkan," kata Yana Mulyana di Bandung, Kamis.
Yana yang pernah menjabat sebagai Ketua PSSI Kota Bandung itu, mengatakan ajang Piala Dunia merupakan mimpi setiap pemain yang sudah melewati rangkaian seleksi masuk tim nasional dan telah berlatih mempersiapkan diri.
"Kalau sampai batal, kebayang kecewanya, mereka enggak bisa tampil di mimpi mereka, di event yang jadi mimpi mereka kita bisa bayangkan," kata Yana.
Terlebih, ucap Yana, dengan informasi adanya kemungkinan sanksi FIFA yang mengakibatkan kompetisi sepak bola Indonesia tidak diakui akan sangat merugikan bagi Indonesia secara telak.
"Kan kompetisi itu berjenjang, dari mulai tarkam, asosiasi, nanti multi event, semakin atas, main di tingkat internasional, dan sekarang event nasionalnya bisa tidak diakui, bisa sayang sekali talenta-talenta kita," ucapnya.
Selain itu, dia juga menilai jika Piala Dunia U20 tersebut batal terlaksana di Indonesia, juga akan membuat dua venue di Bandung yakni lapangan Sidolig dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) tidak sempat terpakai meski telah mengambil sumber daya untuk revitalisasi dan perbaikan yang dibutuhkan sebagai tempat latihan.
"Kalau saya sih masih tetap berharap dilaksanakan, karena sayang dua stadion ini, meskipun tidak menggunakan anggaran daerah, tapi sayang sumber daya kita yang sudah keluar," ucapnya.
Yana menambahkan bahwa dirinya berharap meski status tuan rumah Piala Dunia U20 Indonesia dicabut, Timnas Indonesia bisa bertanding di U20.
"Harapannya timnas U20 kita bisa bertanding, meskipun kita tidak jadi tuan rumah. Kasihan sebetulnya pengaderan pemain dari sejak U-10 udah main di kota dan desa kemudian berjenjang sampai provinsi," kata Yana.
Pilihan Editor: Begini Komentar Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin Soal Pembatan Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Ingin lebih terhubung dan berdiskusi langsung dengan redaksi Bola dan Sport? Mari bergabung di grup Telegram Olahraga Tempo. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.