TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi telah meluncurkan kampanye untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 pada 1 Maret 2024. Upaya ini tampaknya akan berhasil karena tidak ada negara lain yang menyatakan minat sebelum batas waktu yang ditetapkan oleh FIFA pada akhir tahun 2023.

Pada edisi Piala Dunia 2030, Maroko, Portugal, dan Spanyol akan menjadi tuan rumah bersama. FIFA telah membatasi penawaran untuk turnamen 2034 hanya kepada negara-negara dari konfederasi Asia dan Oseania.

Jika berhasil, Arab Saudi akan menjadi negara kedua di kawasan Teluk yang menjadi tuan rumah Piala Dunia, mengikuti Qatar yang menjadi tuan rumah pada 2022. Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) telah meluncurkan kampanye dengan slogan "Growing. Together.", yang menekankan bagaimana negara ini memperkuat hubungan dengan negara lain melalui olahraga.

Arab Saudi telah menginvestasikan banyak dalam olahraga seperti sepak bola, Formula Satu, tinju, dan golf dalam beberapa tahun terakhir. Namun, investasi ini telah menimbulkan kritik karena dituduh sebagai upaya untuk membersihkan citra negatif dalam hal hak asasi manusia melalui olahraga.

Pemerintah Arab Saudi membantah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, dan mengklaim bahwa tindakan mereka dalam melindungi keamanan nasional didasarkan pada hukum. "Menceritakan kisah sepak bola kami kepada dunia sangatlah penting," kata Presiden SAFF Yasser Al Misehal dalam sebuah pernyataan.

"Kami telah mencapai kemajuan yang signifikan, baik di tim pria maupun wanita, dan tawaran kami merupakan undangan terbuka bagi dunia untuk bergabung dengan kami dalam perjalanan yang menarik ini," katanya.

Langkah berikutnya adalah penyerahan dokumen penawaran lengkap kepada FIFA pada bulan Juli mendatang. Penunjukan tuan rumah untuk Piala Dunia 2030 dan 2034 akan disahkan pada Kongres FIFA akhir tahun. Sebelumnya, dunia akan memfokuskan perhatian pada Piala Dunia 2026 yang akan diselenggarakan di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada.

Keinginan Arab Saudi menjadi tuan rumah Piala Dunia tidak terlepas dari keinginan Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman Al-Saud untuk mengubah citra Arab Saudi menjadi negara yang mulai terbuka pada ekonomi lain selain minyak. Salah satunya adalah sepak bola.

Kedatangan beberapa bintang sepak bola Eropa ke Arab Saudi menunjukkan upaya negara tersebut untuk meningkatkan popularitas negara dan liga sepak bola domestiknya. Kedatangan pemain seperti Cristiano Ronaldo dan Benzema dipandang sebagai strategi yang cerdas oleh pengamat politik di negara-negara Teluk, termasuk menurut Karim Sader.

Pendanaan klub-klub di Liga Arab Saudi sangat dipengaruhi oleh Public Investment Fund (PIF), sebuah konsorsium investor yang merupakan bagian dari proyek privatisasi Kerajaan Arab Saudi. Tujuannya adalah mengembangkan olahraga sepak bola di negara tersebut.

PIF, yang dipimpin oleh Mohammed bin Salman Al-Saud, memiliki visi untuk menjadikan Arab Saudi sebagai pusat transformasi ekonomi pada tahun 2030 dengan cara menanam modal jangka panjang dan berkelanjutan, termasuk melalui investasi dalam sepak bola.

Selain itu, Arab Saudi, melalui PIF, juga sedang berusaha memperbaiki citra negaranya agar dianggap pantas menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, setelah sebelumnya mundur dari proses penawaran untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030.

Dilansir dari pif.goc.sa, PIF telah mengakuisisi empat klub di Liga Arab Saudi, termasuk Al Ittihad, Al Ahli, Al Nassr, dan Al Hilal, untuk menyuntikkan dana dan mendatangkan pemain bintang Eropa lainnya.

Arab Saudi melalui PIF juga sedang melakukan pendekatan dan mencitrakan negaranya agar layak menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2034 mendatang, setelah mundur dari proses bidding menjadi tuan rumah pada Piala Dunia 2030.

Dilansir sportsmedia.com, PIF setidaknya telah mengakusisi empat klub di Liga Arab Saudi, yakni Al Ittihad, Al Ahli, Al Nassr, dan Al Hilal untuk mengucurkan dana serta membeli berbagai pemain bintang Eropa lainnya.

ANANDA BINTANG I ARKHELAUS WISNU TRIYOGO

Pilihan Editor: Arab Saudi Luncurkan Tawaran Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034