Shi Yu Qi Menggeser Viktor Axelsen dari Peringkat Puncak Dunia, Simak 3 Hal tentang Pebulu Tangkis Ini
Reporter
Ni Kadek Trisna Cintya Dewi
Editor
Bram Setiawan
Jumat, 14 Juni 2024 16:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pebulu tangkis tunggal putra Cina Shi Yu Qi menggeser posisi Viktor Axelsen (Denmark) dari peringkat satu dunia, setelah berada di posisi puncak selama lebih dari 132 pekan. “Menjadi pemain nomor satu dunia sangat berarti bagi saya dan saya bangga. Ketika saya melihat kembali hal ini, itu akan menjadi berarti bagi saya,” kata Shi Yu Qi, dikutip dari keterangan BWF, Kamis, 13 Juni 2024.
Shi Yu Qi menggeser dominasi Axelsen setelah memenangkan sejumlah turnamen penting, seperti tiga turnamen BWF 750 India Open, French Open, dan Singapore Open 2024. Ia juga membawa tim bulu tangkis China untuk meraih gelar juara pada Piala Thomas 2024. Terbaru, Shi pulang sebagai juara turnamen BWF Super 1000 Indonesia Open 2024 di Istora Senayan Jakarta pada Ahad, 9 Juni 2024.
Tentang Shi Yu Qi
1. Sejak 6 Tahun
Shi Yu Qi lahir di Jiangsu, Shi mulai bermain bulu tangkis sejak usia enam tahun. Perjalanan panjangnya menuju puncak tertinggi membawanya ke Singapura saat ia belajar di Sekolah Dasar Yu Neng dan berlatih di Sekolah Bulu Tangkis Singapura dari 2007 hingga 2009 di bawah bimbingan mantan pelatih nasional Zhang Qingsong. Mulanya ia merasa tidak nyaman karena kemampuan bahasa Inggris masih kurang kala itu.
Ia kembali ke Cina karena krisis ekonomi global yang membuat keluarganya tak bisa memperpanjang masa tinggalnya di Singapura.
2. Berkembang
Shi Yu Qi berkembang dengan permainan yang kuat. Kombinasi antara gerak kaki yang cepat dan keterampilan halus dalam melempar overhead dan pukulan jaring. Dengan ketrampilan itu, dia meraih emas di Olimpiade Remaja dan Kejuaraan Junior Asia pada 2014 dan naik ke peringkat kedua dunia pada 2017. Namun saat Indonesia Open 2019, ia cedera yang membuat ligamen pergelangan kakinya robek.
Dua bulan setelah operasi, Shi Yu Qi kembali di China Open 2019, pada pertandingan tersebut ia harus tunduk 21-5, 21-9 dalam waktu 15 menit dari rekan setimnya, Lu Guangzu.
3. Sanksi
Setelah diberi sanksi larangan bermain selama 10 bulan oleh Badminton Association Cina atas perilaku tidak sportif dalam semi-final Piala Thomas melawan Kento Momota dari Jepang pada Oktober 2021, Shi Yu Qi mengalami masa sulit. Akan tetapi, ia bangkit pada 2024 dengan memenangkan empat dari lima final di Tur Dunia BWF dan menjadi pemain yang tak terkalahkan di ajang Piala Thomas Cup.
Pilihan Editor: Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi