Juarai World Tour, Davydenko Impikan Beli Apartemen di Moskow
Senin, 30 November 2009 10:43 WIB
Davydenko berhasil mengangkat tropi World Tour setelah pada babak final sukses membungkam petenis Argentina Juan Martin del Potro dua set langsung 6-3, 6-4. Alhasil petenis 28 tahun itu berhak menggondol juara plus hadiah uang US$ 1,5 juta atau sekitar Rp 11 miliar.
Sepanjang kariernya publik tenis dunia menganggap namanya berada di bawah bayang-bayang petenis top lainnya. Davy mengaku ia dipaksa meneken tanda tangan yang diminta fans di O2 Arena, meskipun berhasil membungkam Rafael Nadal di awal putaran round robin. Ia melenggang ke babak final setelah di semi final menundukkan raja tenis dunia Roger Federer.
Dibandingkan Safin, mantan raja tenis dunia dan juara Amerika Serikat Terbuka serta Australia Terbuka, nama Davy selalu tersisih dari kilatan lampu media, di luar dugaan skandal judi pada 2007 meski akhirnya bisa bernafas lega setelah tidak terbukti.
“Semua orang hanya memikirkan tentang Nadal dan Federer. Saya berharap saya bisa terkenal di Rusia. Buat saya gelar ini sangat penting,” bungah Davydenko setelah meraih gelar terbesar dari 19 koleksi gelar yang berhasil dikumpulkannya.
“Selalu mengecewakan ketika saya bermain melawan Marat dan saya 80 persen mendukung keputusannya. Saya harap ketika Marat pensiun semua orang mendukung saya,” kata Davy yang mengomentari keputusan pensiun Marat Safin.
Davy yang lebih memilih menikmati waktunya duduk di pinggiran kali dengan tali pancing dibandingkan mengikuti gaya hidup jetset, berencana untuk menghabiskan masa liburannya di Maladewa pekan depan.
Ia bahkan mungkin akan menikmati liburannya di apartemennya di Moskow. “Saya akan membuang banyak uang di Maladewa. Namun saya masih akan menyimpan uang saya karena saya ingin membeli sebuah apartemen. Saya tidak membelinya di Moskow karena terlalu mahal,” katanya.
“Tapi dengan hadiah jutaan dolar yang saya miliki saya bisa memiliki sebuah apartemen di Moskow,” tambahnya.
Gelar World Tour kini telah digenggam Davydenko. Rencananya ke depan adalah mengangkat tropi grand slam. Davy sempat lolos ke babak semi final Prancis Terbuka dan dua kali melenggang ke semi final AS Terbuka namun selalu gagal meraih gelar.
“Jika grand slam ditentukan dalam tiga set, tentu saya akan memenangkan beberapa gelar di antaranya. Menang dalam tiga set lebih mudah dilakukan,” sebutnya.
“Saya tidak tahu apa yang saya inginkan musim depan. Namun saya perlu mempersiapkan fisik dengan bagus untuk tampil pada lima set di Australia Terbuka,” tutupnya.
REUTERS | BAGUS WIJANARKO