“Saya pesan kepada Febe agar bermain lepas dan habis-habisan. Dengan begitu hasilnya akan lebih baik,” kata Marlev Mainaky, pelatih tunggal putri kepada Tempo, Selasa (4/5). Menurut Marlev, pengalaman Febe bermain pada kejuaraan beregu sangat kurang dibandingkan tiga tunggal putri lainnya, Adriyanti Firdasari, Maria Kristin Yulianti, dan Lindaweni Fanetri. “Kurang pengalaman,itu membuatnya kurang percaya diri saat bertanding,” katanya.
Febe bermain tegang pada pertandingan kualifikasi Thomas Uber di Nakhon Ratchasima Thailand, akhir Februari lalu. Saat itu, Febe turun sebagai tunggal kedua setelah Firdasari. Pemain didikan PB Djarum ini bermain buruk.
Dari tiga kali main, Febe hanya menang sekali saat menghadapi Rathnasiri Achini dari Srilangka.Dua pertandingan lain kalah, yaitu saat menghadapi Xing Aiying dari Singapura yang kemampuannya jauh di bawahnya, dan saat menghadapi Bae Youn-joo dari Korea.
Marlev menilai kualitas permainan Febe dan Firdasari tidak jauh berbeda. Febe mempunyai kelebihan bermain dengan tipe membunuh dengan cepat sedangkan Firdasari penguasaan lapangan bagus dan matang. Tetapi, Marlev menambahkan Febe masih kurang bisa mandiri, “Dia terbiasa bermain didampingi.”
Untuk dua pemain ketiga dan keempat, Maria dan Lindaweni, secara mental sudah bagus. Marlev menilai Maria sedang dalam kondisi bagus, cidera lututnya sudah tidak terlalu menganggu, motivasinya bermain pada kejuaraan ini sangat tinggi. Mengenai Lindaweni, menurut Marlev, dia mempunyai mental bermain beregu dari pengalamannya memperkuat tim junior sebelumnya.
Menjelang kejuaraan, Marlev lebih banyak memberikan pelatihan non teknis, seperti memotivasi pemain dan strategi bertanding menghadapi musuh. Program latihan yang dia berikan lebih sedikit, agar para pemain asuhannya bisa menggunakan menghabiskan waktu untuk kebersamaan dan meningkatkan kekompakan tim.
RINA WIDIASTUTI