TEMPO Interaktif, Surabaya - Rasta Patria Dinawan, pembalap Polygon Sweet Nice (PSN) menjadi juara etape ketujuh Speedy Tour D’Indonesia, Minggu (31/10). Ia mencatat waktu 3 jam 42 menit 13 detik untuk menyelesaikan rute Madiun-Surabaya sejauh 162,4 kilometer.
Posisi runner up ditempati Martin Mueller dari Power Move Srilangka dan podium ketiga ditempati Fatahilah Abdulah dari ISSI Yogyakarta, dengan cacatan waktu sama dengan Rasta.
“Gelar juara etape tujuh ini menjadi bukti bahwa saya mampu bersaing,” kata Rasta. Pembalap yang biasa disapa Rio ini mengaku telah menguasai race Madiun-Surabaya. Apalagi, kata dia, kondisi jalan yang bersih dari kendaraan lalu lintas membuat ia leluasa bermain agresif.
Rasta berhasil melepaskan diri dari pleton pada 25 kilometer sebelum masuk finis, tetapi ia kembali berhasil ditangkap pleton. Menjelang garis finis kurang dari satu kilometer, Rasta kembali melepaskan diri dari pleton dan akhirnya sukses masuk finis paling depan. “Dengan bantuan Herwin Jaya, saya yakin bisa mengambil juara di stage ini,” kata pembalap kelahiran Yogyakarta, 1989 ini.
Herwin mengaku sengaja tidak ikut Rasta o melepaskan diri di satu kilometer sebelum finis. “Ini bagian dari strategi. Kalau saya ikut menelepaskan diri, pleton akan ikut ke depan, dan itu akan mengganggu pergerakan Rio,” kata Herwin.
Wawan Setyobudi, manajer PSN, menilai pertarungan ini sangat sengit. Rasta sempat kabur, tetapi di sana ada Iwan Setiawan dari Customs Cycling Club (CCC) Indonesia, Fatahilah dari Yogyakarta, dan Maruli Fajar Mulia dari Tirta Cycling Team Solo Raya.
“Itu berbahaya, karena Herwin tidak ada di depan, jadi kaos kuning Herwin terancam hilang. Untuk itu, tim PSN berkerja keras agar Herwin bisa masuk ke depan,” kata Wawan. Konsekuensi dari strategi ini, kata Wawan, pembalap PSN Hari Fitrianto yang sebelumnya memegang kaos kuning dari etape ketiga dan kelima harus terpental dari sepuluh besar umum.
“Kami ingin kaos kuning tetap di pegang pembalap PSN jadi kami dukung siapa pun yang berpeluang,” kata Wawan. Sampai dengan etape ketujuh ini, Herwin masih menjadi pembalap dengan akumulasi waktu tercepat yaitu 17 jam 39 menit 5 detik. Sehingga ia masih berhak mengenakan kaos kuning (Yellow Jersey) sekaligus kaos merah-putih (Red-White Jersey).
Ia dibayang-bayangi Fatahilah yang selisihnya hanya 17 detik, Edmund Holland dari Australia yang berselisih 23 detik dan Iwan yang berselisih 42 detik. Wawan akan memperingatkan tim agar mewasapadai pergerakan Fatahillah dan Iwan pada etape selanjutnya.
“Strateginya tetap mengamankan kaos kuning di tangan Herwin dan menjaga klasemen agar tetap memimpin di urutan pertama,” kata mantan pembalap nasional ini. Fatahilah bertekad akan terus bermain keras untuk meraih setiap etape walaupun dukungan dari rekan timnya mulai berkurang setelah rekannya, Muhammad Taufik gagal sampai finis saat etape keempat karena sepedanya rusak dan jatuh.
“ Walaupun harus bekerja keras, saya tetap akan berjuang,” kata pembalap kelahiran Makasar 1984 ini. Pada etape kedelapan besok, para pembalap akan melintasi rute Surabaya-Jember sejauh 181,5 kilometer. Mereka akan star di depan Taman Bungkuul di jalan raya Darmo Surabaya sekitar pukul 08.00 WIB dan finis di depan Masjid Jami Jember.
Ada tiga lomba intermediet sprint yang akan diperlombakan pada rute Surabaya-Jember, yaitu di 81,9 kilometer depan kantor Walikota Probolinggo, kemudian di 112,1 kilometer di depan kantor Telkom Klakah dan terakhir di 169,7 kilometer di depan kantor kepala desa Rambi Puji.
RINA WIDIASTUTI