Satlak Prima Pantau Atlet Potensial Olimpiade

Reporter

Jumat, 15 Maret 2013 21:38 WIB

Pemusatan latihan nasional (Pelatnas) bulutangkis Cipayung. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) memantau secara khusus atlet yang dianggap berpotensi meraih medali pada Asian Games 2014 dan Olimpiade 2016.


Atlet-atlet yang dinilai berpotensi itu berasal dari enam cabang olahraga, yaitu bulu tangkis, angkat besi, panahan, taekwondo, tinju, dan atletik. "Cabang-cabang olahraga itu dipilih karena prestasi internasional mereka," kata Direktur Operasional dan Pembinaan Prestasi Satlak Prima Paulus Pesurnay kepada Tempo di kantor Satlak Prima, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2013.


Pemantauan itu, kata Paulus, dilakukan dengan mendokumentasikan riwayat singkat (anamnese) atas bakat, kesehatan, prestasi, dan psikologi. "Misalnya, bapaknya adalah atlet bulu tangkis. Ibunya bulutangkis. Hampir dipastikan atlet tersebut secara genetis memiliki bakat," kata Paulus.

Di segi kesehatan, Paulus ingin memastikan atlet yang berpotensi meraih medali tidak memiliki cacat kesehatan. Paulus juga melihat sisi mental para atlet. "Apakah secara psikologis mereka kuat untuk menjalani latihan yang berat? Apakah mereka memiliki gangguan-gangguan psikologis?" ujarnya.

Saat ini, kata Paulus, atlet-atlet itu masih dipersiapkan untuk menghadapi SEA Games 2013. Jika nantinya prestasi mereka menonjol di SEA Games, mereka akan mendapat perlakukan khusus. "Mereka yang akan mendapat keistimewaan berupa pelatih asing atau try out ke luar negeri," kata dia. Paulus belum bisa mengungkapkan nama-nama atlet tersebut karena masih dalam proses untuk ditetapkan.

Paulus mengatakan, selain kelima cabang di atas yang sudah disepakati Prima, ia juga akan mengusulkan cabang atletik. Sebab, ada atlet yang potensial, yaitu pelempar cakram dan martil Tresna Puspita Gusti Ayu yang berhasil lolos kualifikasi Kejuaraan Dunia Remaja Atletik pada Juli 2013 mendatang dan Maria Londa, yang berprestasi di nomor lompat jauh.

Prima, kata Paulus, telah siap dengan program jangka panjang menuju Olimpiade 2016. Hanya saja, kendala dari persiapan mereka adalah tidak adanya anggaran tahun jamak. Hingga saat ini, anggaran Prima hanya per tahun. "Padahal, program kami jangka panjang," ujarnya.

GADI MAKITAN

Berita terkait

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

19 Agustus 2022

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangannya dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dengan menduduki peringkat ketujuh.

Baca Selengkapnya

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

12 Agustus 2022

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

Lifter Siti Nafisatul Hariroh menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games atau ISG 2021.

Baca Selengkapnya

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

9 Agustus 2022

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

Atlet balap sepeda Ayustina Delia Priatna menyumbang medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2022.

Baca Selengkapnya

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

4 Juni 2019

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

Pengusaha asal Palembang yang berpengalaman dalam organisasi olahraga di Indonesia, Muddai Madang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KONI Pusat.

Baca Selengkapnya

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

30 Mei 2017

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

Komandan kontingen Indonesia di Islamic Solidarity Games
(ISG) 2017 Alex Noerdin diadukan ke Kemenpora

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

26 Mei 2017

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

Tim angkat besi Indonesia diguyur bonus total Rp 500 juta oleh PB PABBSI, berkat prestasi menghasilkan 3 emas dan 4 perak di ISG 2017 Baku, Azerbaijan

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

24 Mei 2017

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

Indonesia gagal memenuhi target peringkat 5 besar dalam Islamic Solidarity Games IV 2017 di Baku, Azerbaijan. Indonesia akhirnya menempati peringkat 8

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

18 Mei 2017

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

Indonesia masih berada di posisi lima besar perolehan medali Islamic Solidarity Games 2017.

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

18 Mei 2017

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

Lifter Indonesia asal Aceh, Nurul Akmal, membuat kejutan setelah mampu meraih perak angkat besi kelas +90 kg pada kejuaraan Islamic Solidarity Games.

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

15 Mei 2017

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

Indonesia mendapatkan tambahan dua emas dari cabang olahraga angkat besi dan renang dalam ajang Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017 di Baku, Azerbaijan.

Baca Selengkapnya