Turnamen Tenis Wimbledon Naikkan Jumlah Hadiahnya
Editor
Nur Haryanto
Minggu, 28 April 2013 13:03 WIB
TEMPO.CO, London - Klub All England mengumumkan hadiah uang total dalam pertandingan tenis Grand Slam Wimbledon 2013 naik 40 persen. Mereka juga berencana memasang atap yang bisa dibuka dan ditutup di lapangan tenis utama pada 2019. Turnamen tenis paling akbar di lapangan rumput ini akan berlangsung pada 24 Juni-7 Juli mendatang.
Hadiah totalnya menjadi 22,6 juta poundsterling (Rp 339 miliar) atau naik 6,5 juta poundsterling (Rp 97,5 miliar) dibanding pada tahun lalu. Masing-masing juara pertama di tunggal putra dan putri meraih hadiah 1,6 juta pound atau Rp 24 miliar.
Ketua Klub All England, Philip Brook, membantah kenaikan jumlah uang ini dikabarkan karena tekanan dari sejumlah petenis. “Kami mendengarkan mereka, tapi kami tidak ada negosiasi dengan para pemain ataupun dengan ATP dan WTA,” ujarnya. ATP adalah Asosiasi Tenis Profesional Putra, sedangkan WTA adalah Asosiasi Tenis Profesional Putri.
Adapun nilai hadiah bagi peraih gelar di tunggal putra dan putri disamakan sejak 2007. Tahun lalu, Roger Federer dan Serena Williams, yang menjadi juara, masing-masing meraih 1,15 juta poundsterling (Rp 17,25 miliar). Dan tahun ini akan ada peningkatan sebesar 450 ribu poundsterling (Rp 6, 75 miliar).
Brook mengatakan peningkatan jumlah uang itu sekaligus untuk mendukung para pemain yang masih memiliki peringkat dunia di papan bawah. "Ketika kami membuat pengumuman hadiah uang total tahun lalu, kami berpikir untuk pemain-pemain yang kalah di kualifikasi dan kalah di babak-babak awal turnamen ini," kata dia. Mereka, antara lain, petenis yang berada di peringkat ke-50-200. “Kami ingin melakukan sesuatu yang lebih buat mereka yang tidak termasuk petenis miliuner," tuturnya.
Karena itu, mulai tahun ini, petenis tunggal yang gagal di tiga babak pertama akan mendapat kenaikan hadiah sebesar 60 persen atau setara dengan kenaikan sebesar 90 persen dalam dua tahun terakhir.
Mantan petenis nomor satu asal Inggris, Greg Rusedski, menilai keputusan Klub All England tepat. “Di pengujung pertandingan, para pemenang mendapatkan 1,6 juta poundsterling (Rp 24 miliar). Terutama buat empat jago dunia, yaitu Novak Djokovic, Rafael Nadal, Andy Murray, dan Federer. Mereka menang dengan hadiah yang besar," katanya.
"Uang bagi mereka tidak relevan dibanding keberhasilan yang mereka meraih gelar. Tapi, bagi petenis yang berada di level bawah, uang menjadi substantif dan sangat penting karena kenaikannya cukup berarti," ujar Rusedski. Karena itu, ia menambahkan, petenis dapat membayar pelatihnya, jalan-jalan, dan melakukan fisioterapi selama perjalanan mereka.
"Kenaikan jumlah uang itu membuat perbedaan yang besar bagi karier dan kehidupan mereka," dia menambahkan.
Sedangkan bagi pemain yang lolos di babak kualifikasi, ada kenaikan 41 persen pada tahun ini. Hal ini berarti total kenaikan sebanyak 71 persen dalam dua tahun terakhir ini.
Brook mengatakan bahwa pihaknya ingin berterima kasih kepada setiap orang yang berkontribusi bagi kelancaran Wimbledon, baik di dalam maupun di luar lapangan. "Sehingga kami dapat mengumumkan hal yang istimewa ini," ujarnya.
Sebelumnya, Grand Slam Australia Terbuka meningkatkan hadiah totalnya, yakni US$ 2.430.000 atau 1.635.693 poundsterling (Rp 24,54 miliar). Sebelumnya, hadiah di turnamen akbar lapangan keras ini adalah US$ 2,3 juta atau sekitar Rp 22,34 miliar.
Panitia Grand Slam Prancis Terbuka--dimulai pada 26 Mei mendatang--pun telah menaikkan jumlah hadiahnya. Pemenang dari turnamen utama di lapangan tanah liat Roland Garros, Paris, ini akan meraih 1,5 juta euro atau sekitar Rp 19,19 miliar. Ini meningkat 250 ribu euro dibanding pada tahun lalu.
Hadiah Grand Slam Amerika Serikat Terbuka di lapangan keras Flushing Meadows, New York, pada Agustus mendatang juga akan meningkat sampai sekitar Rp 290,1 miliar. “Wimbledon harus lebih kompetitif,” kata Brook.
“Para penggemar tidak akan membayar untuk ini. Hal ini penting bagi kami bahwa para penggemar yang datang ke Wimbledon membayar harga tiket yang sesuai dengan yang ditontonnya,” ujarnya.
Rusedski juga menyambut positif keputusan untuk membuat atap yang bisa dibuka tutup di lapangan utama. "Di dunia modern, Anda butuh olahraga yang hidup sepanjang waktu," tuturnya.
"Jika cuaca disalahkan saat Wimbledon, yang mungkin saja bisa terjadi kapan pun, lebih baik menonton pertandingan langsung ketimbang menonton siaran siang ulangan, seperti ketika John McEnroe dan Bjorn Borg bertanding pada 1980-an," katanya.
BBC| MARTHA W SILABAN
Berita terpopuler:
Mancini: Hukuman Suarez Terlalu Berat
Ferguson Ingin Beli Dua Pemain Lagi
Terry Tak Ingin Khianati Chelsea
Wenger Jagokan Carrick Raih Penghargaan PFA
Soal Suarez, Ferguson Bersimpati kepada Liverpool