TEMPO.CO, Banyuwangi - Penyelenggaraan balap sepeda berskala international, Tour de Banyuwangi Ijen, yang berlangsung 6-9 Mei 2015 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, tiga dari empat etape yang dilombakan akan berakhir di satu titik yang sama, yakni Lapangan Blambangan. Sedangkan pada penyelenggaraan sebelumnya, titik awal (start) dan akhir (finis) semua etape berada di lokasi berbeda.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan konsep tersebut meniru Tour de France di Prancis dan lomba balap sepeda di Australia. “Di kedua negara itu, finis selalu berada di satu lokasi, meski titik start-nya berbeda,” kata Azwar dalam konferensi pers, Senin sore, 4 Mei 2015.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dijadwalkan akan membuka kejuaraan tahunan tersebut pada Selasa, 5 Mei 2015, pukul 15.00. Kejuaraan yang digelar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tersebut rencananya diikuti 20 tim dari 25 negara.
Azwar menjelaskan Tour de Banyuwangi Ijen tak sekadar kejuaraan balap sepeda. Sejak pertama kali dihelat pada 2012, kejuaraan tersebut dikonsep sebagai wisata olahraga (sport tourism). Sebab, pembalap akan melewati sejumlah obyek wisata dengan ikon utama Gunung Ijen.
Rute menuju Gunung Ijen berada dalam etape ketiga pada 8 Mei 2015. Etape tersebut dikenal sebagai etape neraka karena pembalap harus menaklukkan tanjakan setinggi 2.799 meter dari permukaan laut dengan kemiringan hingga 45 derajat. “Ini adalah tanjakan paling ekstrem di Asia,” ujar Azwar.
Race Director Tour de Banyuwangi Ijen Jamaludin Mahmood mengatakan, meski dihelat pemerintah daerah, kejuaraan tersebut telah memiliki reputasi di dunia internasional. Indikasinya, ada 40 tim yang mendaftar agar bisa ikut serta dalam kejuaraan ini. Namun panitia penyelenggara memutuskan hanya mengambil 20 tim dari 25 negara. “Empat puluh tim yang mendaftar masuk dalam antrean,” ucapnya.
Beberapa negara yang akan ikut ambil bagian antara lain Prancis, Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Iran, Spanyol, Malaysia, Filipina, Australia, Korea, Cina, Italia, Uzbekistan, dan Indonesia.
Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cyclist International/UCI) memberikan label “Sempurna” untuk kejuaraan balap sepeda kelas 2.2 Tour de Banyuwangi Ijen tahun 2014.
Menurut Jamaludin, label “Excellent” disematkan bagi kejuaraan yang nilai poinnya lebih dari 90. Penilaiannya meliputi hal-hal teknis. Pertama, soal koordinasi antara panitia, tim pembalap, dan UCI. Kedua, tingkat keamanan sehingga keseluruhan kejuaraan berlangsung lancar. Ketiga, tingkat peliputan media, dan terakhir kualitas jalan yang dilalui pembalap.
IKA NINGTYAS