Grand Slam Wimbledon, Rivalitas Federer dan Murray
Editor
Hari prasetyo
Senin, 22 Juni 2015 18:01 WIB
TEMPO.CO, Halle - Roger Federer menunjukkan kehebatannya di lapangan rumput dengan menjuarai nomor tunggal putra Turnamen Tenis Gerry Weber Open di Halle, Jerman, yang ke-8 kali pada Minggu 21 Juni 2015.
Kemenangan ini membuktikan Federer punya peluang besar memenangi Turnamen Grand Slam Wimbledon juga untuk yang ke-8 kali. Turnamen akbar di lapangan rumput itu akan berlangsung di All England Lawn Tennis and Croquet Club, London, Inggris, mulai 29 Juni mendatang.
Bila Federer mampu memenangi Wimbledon kedelapan kali, petenis berusia 33 tahun dari Swiss itu akan memecahkan rekor pemain putra yang paling banyak menang di sana. Sekarang rekor tersebut dipegang bersama oleh William Renshaw, Pete Sampras, dan Federer yang masing-masing juara 7 kali.
“Saya berharap ini satu pertanda bagus untuk Wimbledon,” kata Federer setelah petenis jagoan lapangan rumput ini mengalahkan Andreas Seppi dari Italia 7-6, 6-4 pada babak final Gerry Weber Open.
Tahun lalu, Federer nyaris memecahkan rekor di Wimbledon. Tapi, pemain nomor satu dunia dari Serbia, Novak Djokovic, mengalahkannya pada pertandingan final.
Meski kalah pada perempat final seri Grand Slam sebelumnya tahun ini yaitu Prancis Terbuka di lapangan tanah liat Roland Garros, Paris, bulan lalu, tapi secara keseluruhan, Federer tampil meyakinkan musim ini.
Petenis dengan pukulan forehand tangan kanan ini mengoleksi trofi juara yang keempat dalam tahun ini setelah menang di Brisbane, Dubai, Istanbul, dan Halle serta mengantongi 86 trofi sepanjang kariernya.
Tapi, prestasi terbesarnya dalam tahun ini diyakini oleh sebagian pengamat tenis adalah memenangi seri Grand Slam ke-18 kali di Wimbledon bulan depan. Pasalnya, ia sudah melakukan pemanasan yang bagus di Gerry Weber Open.
“Saya memenangi Halle lebih dulu dan kemudian menjuarai Wimbledon. Halle adalah persiapan sempurna untuk Wimbledon,” kata Federer, yang kini menduduki peringkat ke-2 dunia, di situs resmi Turnamen Wimbledon.
Federer bekerja keras untuk mengalahkan Seppi. Petenis Italia itu lebih segar dibandingkan Federer karena lawannya pada perempat final dan semifinal Gael Monfils dan Kei Nishikori tak bisa tampil maksimal karena cedera.
Set pertama yang harus diselesaikan dalam tiebreak. Di set kedua, Federer butuhkan mematahkan servisnya sekali untuk menyelesaikan pertandingan selama 1 jam 48 menit.
Sedangkan Andy Murray, pemain nomor 3 dunia asal Skotlandia, akan menjadi salah satu penantang serius buat Federer di Wimbledon. Petenis berusia 28 tahun itu memenangi seri turnamen Asosiasi Tenis Putra (ATP) 500 di Queen's Club, London, Minggu lalu.
Itu adalah gelar juara yang keempat buat Murray di turnamen lapangan rumput tersebut. Ia menyamai prestasi John McEnroe, Boris Becker, Andy Roddick, dan Lleyton Hewitt dalam turnamen pemanasan menuju Wimbledon itu.
Murray, yang menjadi andalan tuan rumah –Inggris Raya-, harus bermain dua kali pada Minggu lalu. Ia harus menyelesaikan pertandingan semifinal yang tertunda karena terkendala cuaca dengan kemenangan 6-4, 7-6 melawan Viktor Troicki dari Serbia.
Pada Minggu itu juga, Murray harus bertanding lagi pada partai final dan menang 6-3, 6-4 melawan Kevin Anderson dari Afrika Selatan. Sukses itu juga menegaskan Murray dalam kondisi terbaik untuk bisa mengulangi suksesnya memeangi Wimbledon dua tahun lalu.
Murray terus tampil bagus sejak menikahi Kim Sears pada April lalu. Semifinalis Prancis Terbuka 2015 ini memenangi gelar juara yang ketiga dalam tahun ini. Petenis dengan pukulan forehand tangan kanan ini sudah sejajar dengan Arthur Ashe, Michael Chang, dan John Newcombe dalam daftar pemain putra hebat sepanjang masa karena mengoleksi 34 trofi sepanjang karier.
CNN | GUARDIAN | BBC | HARI PRASETYO