Ibtihaj Muhammad, atlet anggar berjilbab asal Amerika Serikat.(Twitter)
TEMPO.CO, Washington - Atlet anggar Ibtihaj Muhammad menorhkan sejarah dengan menjadi atlet berjilbab pertama yang akan mewakili Amerika Serikat di Olimpiade. Ia sudah memastikan diri meraih tiket ke Olimpiade Rio de Janeiro di Brasil tahun ini.
Usianya sekarang 30 tahun, Ibtihaj Muhammad yang asli Maplewood, New Jersey, itu adalah satu-satunya atlet AS yang mengenakan jilbab saat bertanding di perhelatan olahraga akbar di Brasil tahun ini. Jilbab adalah pakaian yang dikenakan perempuan muslim untuk menutup seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan.
Menurut pengakuan Presiden Barack Obama ketika mengunjungi kompleks masjid umat Islam di Baltimore, Rabu, 3 Februari 2016, banyak sekali umat muslim-Amerika menjadi pahlawan olahraga, termasuk Ibtihaj. Selanjutnya, Obama meminta Ibtihaj berdiri disusul tepuk sorai dari hadirin dan mengucapkan kata-kata sopan, "Bawalah pulang medai emas, sudah tidak ada lagi tekanan," ucap Obama.
Ibtihaj menjadi salah satu peserta pertemuan meja bundar dengan Presiden Obama ketika mengunjungi kompleks Masjid Balitmore. Pada pertemuan tersebut, dibahas pula mengenai negara Islam dan ketakutan terhadap Islam di Amerika Serikat sebelum Obama berpidato.
"Ini perjuangan berat bagi perempuan muslim AS untuk mendapatkan hak. Berast sekali bagi seluruh umat Islam di negara kita," kata Ibtihaj kepada CNN. "Saya rasa, kami berada di persimpangan jalan. Ini bisa buruk sekali."
Dia khawatir bahwa jika retorika negatif terhadap umat Islam tidak berubah akan ada lebih banyak situasi seperti penembakan Chapel Hill, di mana tiga siswa muslim ditembak mati diduga oleh tetangga mereka pada Februari 2015. Banyak Muslim Amerika mengklaim itu adalah kejahatan rasial.
Ibtihaj merasa mendapatkan kehormatan ketika hadir dalam pertemuan dengan Presiden Obama. Menurutnya, pertemuan itu tidak hanya untuk mewujudkan mimpi indahnya melainkan pula mimi bagi seluruh sejawatnya di AS. Dia beharap dapat model abgi atlet di masa depan, khususnya muslim Amerika.
"Ada banyak atlet keturunan Afrika-Amerika, namun saya tidak dapat bepikir mengenai perempuan muslim, saya hanya dapat menginspirasi sebagai seorang atlet," katanya.