TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai reaksi muncul dari kalangan tenis menyusul pengakuan tak lulus tes doping yang dikeluarkan Maria Sharapova, Senin, 6 Maret 2016. Ada yang memberi dukungan untuk petenis Rusia itu, ada pula yang melontarkan kecaman.
Mantan petenis fenomenal Amerika Serikat, Jennifer Capriati, mengaku sangat marah dan kecewa mendengar berita tersebut. Legenda tenis kelahiran Cekoslovakia, Martina Navratilova, menilai Sharapova membuat kesalahan tak sengaja, sedangkan mantan pemain Inggris, Annabel Croft, menganggap kasus ini akan menodai reputasi pemain kelahiran Rusia itu.
"Saya sangat marah dan kecewa," tulis Capriati, juara Australia Terbuka dan Prancis Terbuka 2011, di akun Twitter miliknya.
Croft, mantan petenis yang kini menjadi presenter di stasiun televisi Sky Sports, menilai kasus doping ini akan mencoreng reputasi, popularitas, dan prestasi mengkilap yang sudah ditorehkan Sharapova sebelumnya. Namun ia tetap membela petenis berusia 28 tahun itu.
"Melihat karakternya yang kuat, ia akan berjuang untuk mengatasinya dan terus menjalani pekerjaannya dengan cara yang sangat profesional, seperti yang telah ia lakukan di tenis. Kasus ini memang sangat mengejutkan dunia tenis, sangat tidak terduga. Setiap kasus pastilah berbeda, saya yakin mereka akan melihat kasus yang sedang ia hadapi sekarang dan akan berusaha membantunya ke depan karena ia adalah nama besar di tenis," komentar Croft.
Di akun Twitter-nya, mantan ratu tenis dunia, Navratilova, meminta semua orang untuk menahan diri dalam memandang kasus Sharapova, yang diyakininya tidak melakukan doping secara sengaja karena zat meldonium yang dikonsumsinya masih dianggap legal hingga 2015.
Para petenis dan mantan petenis AS, seperti Ryan Harrison, Michael Russel, dan James Blake justru memuji langkah berani Sharapova menggelar konferensi pers soal kegagalannya dalam tes doping itu. Tidak semua atlet berani melakukan hal serupa.
Mantan petenis Inggris dan kini menjadi komentator di Sky Sports, Barry Cowan, berharap kasus Sharapova ini bisa menjadi peringatan buat para petenis lain. Ia menyesali kasus tersebut terjadi pada atlet sepopuler Sharapova sehingga langsung menjadi pusat sorotan. "Saya yakin 100 persen ia tidak bermaksud curang," ujarnya.
PIPIT
Berita terkait
Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan
3 jam lalu
Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.
Baca SelengkapnyaDemonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap
6 jam lalu
Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.
Baca SelengkapnyaAS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani
7 jam lalu
Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.
Baca SelengkapnyaBerbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai
8 jam lalu
Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA
17 jam lalu
Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel
Baca SelengkapnyaSejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan
22 jam lalu
Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).
Baca SelengkapnyaBrown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel
23 jam lalu
Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah
1 hari lalu
Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.
Baca Selengkapnya5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011
1 hari lalu
Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.
Baca SelengkapnyaPastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta
1 hari lalu
Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.
Baca Selengkapnya