Praveen Jordan (kanan) berselebrasi dengan Debby Susanto usai memenangkan final Ganda Campuran All England 2016 di Birmingham, Inggris, 13 Maret 2016. Praveen/Debby berhasil mengalahkan pasangan rangking pertama dunia, Zhao/Zhan di semifinal. Action Images via Reuters/Andrew Boyers
TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto mengatakan gelar juara All England mereka raih tak lepas dari doa dan dukungan masyarakat Indonesia. Selama mereka berjuang melawan pasangan Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, teriakan “INDONESIA!” tak berhenti terdengar di Barclaycard Arena, di Birmingham Inggris.
Ratusan mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Birmingham, serempak meramaikan arena pertandingan. Yel-yel serta teriakan semangat pun tak henti di suarakan sepanjang laga. “Seperti di rumah sendiri rasanya, Barclaycard Arena seperti Istora kedua,” kata Debby seperti yang dikutip dalam laman resmi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia, Senin, 14 Maret 2016.
Debby mengungkapkan rasa senangnya bisa menjuarai All England 2016. “Ini merupakan bagian dari sejarah perjalanan kami sebagai pasangan,” kata dia.
Tak hanya dari Birmingham, mahasiswa dan masyarakat Indonesia pun berdatangan dari kota lain, seperti London, Manchester, Bristol, Liverpool, Notthingham dan kota-kota lainnya.
Salah satu mahasiswa Indonesia di London School of Economics and Political Science, Hana Hanifah mengatakan sudah membeli tiket sejak dua bulan lalu. “Awalnya deg-degan juga sih pas beberapa wakil Indonesia pada kalah. Takut enggak ada pas di final. Tapi ternyata ada wakil dan menang. Alhamdulillah, senang banget rasanya,” kata Hana.
Ia mengatakan All England selalu ditunggu mahasiswa Indonesia. Meski jaraknya jauh dari London, kata dia, pasti akan diperjuangkan untuk menyaksikan langsung.
Usai podium All England 2016, tim Indonesia bersama Kedutaan Besar Indonesia di Inggris, mengadakan makan malam bersama dan beramah tamah dengan para suporter.
Praveen/Debby berhasil menyelamatkan pamor Indonesia dalam ajang All England di Birmingham. Satu-satunya wakil Indonesia sejak semifinal itu berhasil menekuk pasangan Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen dua game langsung dengan skor 21-12 dan 21-17.
Babak pertama diawali dengan baik oleh Praveen/Debby. Skor pertama diperoleh dari smash Praveen yang tak bisa dibalas oleh pasangan Fischer/Pedersen. Sejak awal pertandingan kedua pasangan terlihat imbang.
Babak selanjutnya, kedua pasangan terlihat lebih agresif. Smash terlihat lebih banyak dilayangkan oleh keduanya. Susul menyusul skor pun lebih sengit pada babak kedua. Pasangan Denmark beberapa kali bisa mengimbangi skor Praveen/Debby.