TEMPO.CO, Jakarta - Fernando Verdasco adalah teman dekat, mitra latihan, dan pasangan ganda Rafael Nadal. Mereka juga sama-sama pendukung berat klub Real Madrid. Namun kini, si kidal bagai mimpi buruk buat Nadal, yang juga bermain dengan tangan kiri.
Ferdasco pulalah yang menghentikan Nadal di babak pertama Australia Terbuka, Januari 2016, lewat perjuangan panjang lima set. Kemenangan itu merupakan satu dari empat pertemuan sebelumnya di antara dua matador Spanyol tersebut.
Nadal kembali menjadi korban kompatriotnya itu pada babak ketiga seri Masters, Indian Wells, di California, Amerika Serikat, Selasa, 15 Maret 2016, atau Rabu pagi waktu Indonesia. Setelah menang telak 6-0 di set pertama, Nadal nyaris kalah pada set kedua sebelum menang susah payah 7-6 (9).
Nadal mengaku hanya lebih beruntung saat tie break. Pukulan backhand Verdasco yang terlalu panjang telah memberi kemenangan kepada mantan pemain nomor satu dunia itu pada posisi match point keduanya.
"Saya merasa mujur bisa memenangi tie break sekaligus merasa bermain baik pada akhir tie break dan tak membuat banyak kesalahan," kata Nadal kepada AP.
Verdasco nyaris memenangi set kedua itu karena sudah memegang lima set point saat tie break. Namun Nadal mampu membalikkan keadaan. Andai Verdasco bisa memenangi set kedua, mungkin cerita akan berbeda.
"Biasanya, servisnya lebih baik daripada saya. Pada pertandingan seperti ini, saya merasa lebih dalam tekanannya dibanding dia, jadi dia bisa bermain sangat agresif. Pukulannya luar biasa. Saat pertandingan sampai tie break, kita pasti langsung sadar bahwa kita dalam bahaya," tuturnya.
Pada babak keempat, Nadal akan berjumpa dengan Alexander Zverev, yang membuat kejutan dengan mengalahkan unggulan ke-16 Gilles Simon 6-2, 6-2. Unggulan kelima Kei Nishikori dan unggulan teratas Novak Djokovic juga hanya membutuhkan dua set untuk melaju. Nishikori mengalahkan Steve Johnson 7-6 (6), 7-6 (6) dan Djokovic menghentikan Philipp Kohlschreiber 7-5, 7-5.
PIPIT
Berita terkait
Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina
4 jam lalu
Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.
Baca SelengkapnyaBand Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024
5 jam lalu
Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.
Baca SelengkapnyaDemo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?
8 jam lalu
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina
Baca SelengkapnyaBiden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan
12 jam lalu
Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.
Baca SelengkapnyaDemonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap
15 jam lalu
Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.
Baca SelengkapnyaAS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani
16 jam lalu
Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.
Baca SelengkapnyaBerbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai
17 jam lalu
Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA
1 hari lalu
Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel
Baca SelengkapnyaSejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan
1 hari lalu
Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).
Baca SelengkapnyaBrown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel
1 hari lalu
Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.
Baca Selengkapnya