TEMPO.CO, Las Vegas - Petinju kenamaan kelas menengah (72,6 kg) Meksiko, Saul “Canelo” Alvarez melepaskan sabuk juara dunia kelas menangah WBC pada Rabu, 18 Mei waktu setempat, atau Kamis, 19 Mei 2016 WIB. Meskipun demikian Alvarez menyatakan ingin segera menghadapi juara interim kelas menengah WBC dari Kazakhstan yang belum terkalahkan, Gennady Golovkin.
"Setelah mempertimbangkan banyak alasan, saya meminta tim saya di Golden boy Promotion untuk melanjutkan pembicaraan pertarungan melawan Gennady ‘GGG’ Golovkin. Segera mungkin rencana itu difinalisasi,” kata Golovkin. “Saya juga telah memberi tahu WBC bahwa saya akan melepas sabuk juara WBC saya.”
Setelah memukul lawannya dari Inggris, Amir Khan, pada ronde keenam pertarungan di Las Vegas, 7 Maret lalu, Alvarez oleh WBC diwajibkan menghadapi Glovkin. WBC telah menetapkan tenggat waktu 22 Mei bagi kubu Alvares untuk memulai pembicaraan rencana pertarungan mereka dengan kubu Golovkin.
Pertarungan mereka kemungkinan akan berlangsung di Stadion AT&T berkapasitas 101 ribu penonton di Texas, AS, 17 September mendatang. Bila kubu Alvarez dan Golden Boy CEO Oscar De La Hoya tidak mengadakan pembinaraan pada 22 Mei, maka WBC akan melelang hak untuk mempertandingkan kedua petinju.
Pertarungan Alvarez melawan Golovkin sangat ditunggu-tunggu para penggemar untuk membuktikan siapa yang paling hebat di antara mereka.
Alvarez, 25 tahun, telah membukukan rekor bertanding 47 kali menang (33 kali KO), sekali kalah, sekali imbang. Adapun Golovkin, 34 tahun, telah 35 kali menang (32 KO) dan belum pernah sekali pun kalah.
"Selama karier saya, saya bertarung bukan karena lawan menginginkannya lantaran melihat saya ketakutan. Saya akan meladeni Golovkin dan menaklukkannya. Namun, saya tidak mau dipaksa naik ring karena dihadapkan pada tenggat waktu,” tutur Alvarez.
Alvarez berharap kubunya dan kubu Golovkin merembukkan rencana pertarungan mereka. Alvarez ingin secepat mungkin naik ring menghadapi Golovkin dan menyuguhkan pertarungan yang ingin disaksikan penonton.
BBC | ESPN | AGUS BAHARUDIN
Berita terkait
Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA
6 jam lalu
Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel
Baca SelengkapnyaSejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan
11 jam lalu
Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).
Baca SelengkapnyaBrown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel
12 jam lalu
Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah
15 jam lalu
Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.
Baca Selengkapnya5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011
15 jam lalu
Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.
Baca SelengkapnyaPastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta
19 jam lalu
Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.
Baca SelengkapnyaMenlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank
20 jam lalu
Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.
Baca Selengkapnya10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan
21 jam lalu
Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina
23 jam lalu
Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping
Baca SelengkapnyaSurvei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat
1 hari lalu
Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.
Baca Selengkapnya