Pengungkap Skandal Doping Rusia Dilarang Tampil di Olimpiade

Reporter

Rabu, 27 Juli 2016 13:07 WIB

AP/Alastair Grant

TEMPO.CO, Jakarta - Yulia Stepanova yang merupakan tokoh kunci sebagai pengungkap dugaan pelanggaran (whistleblower) dalam skandal doping Rusia, tidak akan turut serta dalam ajang olimpiade setelah pelari tersebut secara kontroversial diputuskan terlibat kasus doping di masa lalu.

Sebelumnya, Federasi Asosiasi Atletik Internasional (IAAF) menyatakan Stepanova bersih dan berhak ikut berkompetisi di Rio de Janeiro selain mendapat penghargaan atas perannya dalam mengungkap salah satu skandal doping terbesar dalam satu dekade terakhir.

Namun, pada hari Minggu lalu, IOC mengharuskan setiap atlet asal Rusia dengan masa lalu terlibat doping, termasuk Stepanova, tidak diizinkan berkompetisi di Olimpiade Rio de Janeiro.

"Dewan direksi mengapresiasi Stepanova yang tampil ke depan dalam masalah ini (skandal doping), dan suaminya juga yang memainkan peran penting, telah diundang ke olimpiade sebagai undangan IOC. Namun sayangnya dia tidak dapat berkompetisi karena kasus doping masa lalunya," kata Presiden IOC Thomas Bach.

Keputusan ini sangat kontroversial mengingat sebelumnya aturan pelarangan berlaga bagi atlet dalam olimpiade atau kompetisi apapun setelah masa hukumannya, yang tercantum dalam Piagam Osaka, telah dibatalkan oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (Court of Arbitration for Sport/CAS) pada tahun 2011. Alasannnya, atlet yang telah mendapatkan sanksi atas kesalahannya tidak bisa dikenakan hukuman lagi.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) sendiri, mengundang pelari jarak menengah tersebut dan suaminya untuk menghadiri gelaran tersebut sebagai tamu. Namun Stepanova menolak dengan alasan keterkaitannya akan doping di masa lalu membuatnya tidak pantas mendapat kehormatan tersebut.

Stepanova yang sebelumnya berperan menjadi saksi dalam serial dokumenter Jerman, akhirnya meninggalkan Rusia dan tinggal dalam persembunyian di Amerika Utara, karena khawatir akan keselamatannya.

Menurut sumber terpercaya dalam kepanitiaan Olimpiade, IOC telah menanggung resiko dengan keputusan kontroversialnya itu, namun mereka mengetahui bahwa dengan waktu yang terbatas, berbagai pilihan mengenai permasalahan skandal doping Rusia sangatlah sulit.

"IOC juga mengetahui atlet Rusia yang terdampak kasus tersebut akan mendapatkan pengalaman berharga melalui pengadilan arbitrase yang menangani kasus mereka," kata sumber tersebut.

Hukuman semacam itu, pernah diterbitkan Asosiasi Olimpiade Inggris yang melarang sprinter nasionalnya, Dwain Chamber untuk ikut serta dalam olimpiade seumur hidup karena penyalahgunaan obat-obatan, namun ditolak oleh pengadilan arbitrase menjelang olimpiade London 2012 dan memperbolehkan dia untuk berlomba dalam ajang itu.

Keputusan pengadilan arbitrase tersebut, akan memberikan kesempatan bagi para atlet dari seluruh dunia yang tersangkut doping untuk berkompetisi di Rio de Janeiro seperti pelari top Amerika Serikat Justin Gatlin dan LaShawn Merrit.

Sementara itu, di tengah banyaknya diskusi mengenai keputusan IOC dalam beberapa pekan mendatang, para atlet Rusia terlihat tidak berpikiran untuk membawa kasus mereka ke pengadilan arbitrase dengan waktu yang tersisa 10 hari lagi sebelum gelaran olimpiade mulai pada 5 Agustus 2016 mendatang.

Seperti dalam pernyataan Presiden Komite Olimpiade Rusia, Alexander Zhukov, yang mengabaikan pengajuan keberatan organisasinya pada pengadilan arbitrase. "Kami tidak memiliki waktu untuk itu," kata Zhukov seperti dilansir Reuters.

Kendati demikian, Zhukov juga menyatakan tetap akan menghidupkan harapan-harapan olimpiade bagi Stepanova secepatnya.

ANTARA

Berita terkait

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

6 jam lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

1 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

3 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

3 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

3 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

4 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

5 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

6 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya