Gagal di Olimpiade, Ini Penyebab Kekalahan Hendra/Ahsan  

Reporter

Minggu, 14 Agustus 2016 02:59 WIB

Pasangan Ganda Putera Indonesia Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan berjalan memasuki lapangan untuk bertanding melawan Pasangan Ganda Putera Denmark Mads Conrad-Petersen dan Mads Pieler Kolding pada Kejuaraan BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016 di Istora Senayan, Jakarta Selatan, 2 Juni 2016. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Rio de Janeiro - Tak dapat keluar dari tekanan. Inilah yang menjadi penyebab utama kekalahan pasangan unggulan kedua, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, di babak penyisihan grup D, Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Hal tersebut diutarakan Kepala Pelatih Ganda Putra Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), Herry Iman Pierngadi.

Pertandingan melawan Chai Biao/Hong Wei dari Cina pada Sabtu, 13 Agustus 2016, merupakan laga hidup-mati buat Hendra/Ahsan. Kekalahan atas Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa di laga sebelumnya tak menyisakan pilihan lain kepada Hendra/Ahsan, selain memenangi pertandingan melawan Chai/Hong.

Beban inilah yang tak dapat dipikul Hendra/Ahsan. Akibatnya, penampilan mereka tidak 100 persen. Hendra/Ahsan dikalahkan Chai/Hong dengan skor 15-21, 17-21. Pasangan juara dunia itu terhenti di penyisihan.

“Hendra/Ahsan tidak bisa keluar dari tekanan. Beban memang berat. Mereka tidak bisa keluar dari tekanan yang ada dalam diri mereka. Permainan mereka hari ini hanya 50 persen. Semua pola yang sudah kami rencanakan tidak bisa berjalan,” ujar Herry kepada Badmintonindonesia.org.

“Saat melawan pasangan Jepang, penampilan mereka lebih baik. Pola permainannya ada. Namun hari ini, dua-tiga pukulan langsung mati. Serba salah semua. Hendra/Ahsan banyak membuat kesalahan sendiri. Tiap pukulan hati-hati banget,” tutur Herry, menambahkan.

Sepanjang berjalannya pertandingan, servis Ahsan dinyatakan fault oleh hakim servis sebanyak tiga kali. Ahsan bahkan sempat memberikan raketnya kepada hakim servis sebagai bentuk protes terhadap keputusan tersebut.

“Seharusnya, Ahsan bisa mengendalikan emosinya. Namun tadi saya sudah tanya kepada dia di lapangan. Dia tidak terpancing, hanya protes, kok. Dinyatakan fault begini tentu ada pengaruhnya buat Hendra/Ahsan. Apalagi mereka sedang unggul. Jadi timbul rasa khawatir,” ujar Herry, menjelaskan.

Herry menuturkan ia dan Hendra/Ahsan sudah berdialog pasca-kalah dalam penyisihan. Hendra/Ahsan sedih dengan hasil ini. Namun mereka juga telah mengevaluasi penampilan. Seberat apa pun, Hendra/Ahsan seharusnya bisa mengatasi tekanan.

“Untuk awal-awal pertandingan, sih, tidak apa-apa tegang. Namun, saat pertandingan kedua dan ketiga, seharusnya sudah enggak tegang lagi, ya. Tapi ini Olimpiade. Saya melihat banyak pemain senior yang berada di bawah tekanan. Kejadian ini menjadi pelajaran untuk kami semua, termasuk saya sebagai pelatih,” kata Herry.

PBSI | GADI MAKITAN

Berita terkait

Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

13 Agustus 2021

Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

Eko Yuli Irawan satu-satunya atlet Indonesia peraih medali di tiga ajang Olimpiade berbeda. Eko sempat tak disetujui orang tuanya menjadi atlet.

Baca Selengkapnya

Cerita Liliyana Natsir Diundang ke Rumah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

8 Agustus 2021

Cerita Liliyana Natsir Diundang ke Rumah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

Untuk menyambut Liliyana Natsir, Raffi Ahmad sampai membuat lapangan bulu tangkis dadakan di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya

Ini Perolehan Medali Indonesia Selama Mengikuti Olimpiade

24 Juli 2021

Ini Perolehan Medali Indonesia Selama Mengikuti Olimpiade

Indonesia secara keseluruhan telah meraih 32 medali selama mengikuti olimpiade.

Baca Selengkapnya

Begini Perbandingan Kostum Defile Kontingen Indonesia di Olimpiade Rio dan Tokyo

23 Juli 2021

Begini Perbandingan Kostum Defile Kontingen Indonesia di Olimpiade Rio dan Tokyo

Kontingen Indonesia menyertakan 10 wakil dalam defile pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, Jumat, 23 Juli 202.

Baca Selengkapnya

Nama Pele Bakal Jadi Nama Baru Stadion Maracana, Ada Pro dan Kontra

10 Maret 2021

Nama Pele Bakal Jadi Nama Baru Stadion Maracana, Ada Pro dan Kontra

Nama Edson Arantes do Nascimento alias Pele akan menjadi nama baru untuk Stadion Maracana di Rio de Janeiro, Brasil.

Baca Selengkapnya

Ribka Sugiarto: Target Juara Olimpiade 2024

16 Juli 2020

Ribka Sugiarto: Target Juara Olimpiade 2024

Pebulu tangkis ganda putri Ribka Sugiarto menargetkan bisa menjadi wakil Indonesia di Olimpiade Paris 2024 dan menjadi juara.

Baca Selengkapnya

Cerita Lim Swie King Dianggap Tersangka Penyelundupan Lobster

15 Juli 2020

Cerita Lim Swie King Dianggap Tersangka Penyelundupan Lobster

Legenda bulu tangkis, Lim Swie King, menegaskan bahwa yang menjadi tersangka penyelundup lobster bukan dirinya. "Namanya sama lagi dengan saya,"

Baca Selengkapnya

PBSI: Lim Swie King Penyelundup Lobster Bukan Legenda Badminton

15 Juli 2020

PBSI: Lim Swie King Penyelundup Lobster Bukan Legenda Badminton

PBSI menegaskan bahwa Lim Swie King yang ditangkap polisi karena kasus dugaan penyelundupan lobster bukan mantan legenda bulu tangkis Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ade Yusuf Santoso Mundur dari Pelatnas PBSI, Main di Profesional

10 Juli 2020

Ade Yusuf Santoso Mundur dari Pelatnas PBSI, Main di Profesional

Pemain ganda putra Ade Yusuf Santoso memutuskan untuk mundur dari Pelatnas PBSI karena akan terjun sebagai profesional

Baca Selengkapnya

Final PBSI Home Tournament, Anthony Ginting Vs Shesar Rhustavito

10 Juli 2020

Final PBSI Home Tournament, Anthony Ginting Vs Shesar Rhustavito

Anthony Ginting melaju ke final PBSI Home Tournament menghadapi Shesar Hiren Rhustavito setelah Jonatan Christie mundur.

Baca Selengkapnya