Pokemon GO Membuat Olimpiade Sepi Penonton  

Reporter

Senin, 15 Agustus 2016 08:00 WIB

Letupan kembang api mewarnai Upacara Pembukaan Pekan Olahraga Olimpiade 2016 di stadion Maracana, di Rio de Janeiro, Brasil, 5 Agustus 2016. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Lupakan voli pantai, sepak bola atau tenis, lari halang rintang, lempar cakram, dan lainnya. Demam Pokemon GO membuat pertandingan-pertandingan Olimpiade yang tengah berlangsung di Brasil kehilangan penonton.

Ratusan pemuda memenuhi sebuah taman di Rio de Janeiro, Sabtu waktu setempat, sembari memegang ponsel mereka demi memburu makhluk-makhluk virtual dalam aplikasi game hiper-realitas ini, yang digilai di Brasil sejak dirilis dua hari sebelum Olimpiade.

"Saya pergi menyaksikan pertandingan sepak bola Brasil melawan Swedia. Namun, setelah ada Pokemon GO, saya jadi kehilangan minat (menonton sepak bola)," kata seorang mahasiswa bernama Lourdes Drummond di Taman Quinta da Boa Vista, yang pernah menjadi taman keluarga kerajaan Brasil pada era lalu.

Game heboh buatan Niantic, yang sebagian besar sahamnya dikuasai perusahaan Jepang--Nintendo Co, ini menggunakan realitas tertambah dan pemetaan GPS untuk menciptakan karakter-karakter animatif di dunia nyata. Para pemain game kini melihat monster di dekat lanskap yang mereka bisa saksikan lewat kamera ponsel.

Perusahaan ponsel terbesar ketiga Brasil, Claro, memperkirakan hampir 2 juta penggunanya telah mengunduh game ini hanya di wilayah Rio sejak dirilis pada 3 Agustus. Seorang eksekutif perusahaan yang dimiliki America Movil kepunyaan Carlos Slim itu mengatakan hampir separuh penggunanya berada di dalam atau dekat venue-venue Olimpiade untuk berburu Pokemon.

Bahkan para atlet pun keranjingan game ini. Pesenam Jepang, Kohei Uchimura, mengunduh aplikasi tersebut begitu berada di Brasil sewaktu latihan pra-pertandingan sebelum Pokemon GO diluncurkan di negeri itu. Dia bahkan harus membayar biaya roaming internasional sebesar US$ 5.000 (Rp 65,5 juta).

Namun game itu tidak menghentikannya memenangi dua medali emas dan menjadi orang pertama yang berturut-turut menjuarai nomor all around dalam kurun 40 tahun dan yang keempat dalam sejarah.

Kaum muda Brasil menjadi lebih tertarik memburu Pokemon ketimbang menyaksikan pertandingan-pertandingan Olimpiade. "Tidak ada yang berminat menonton Olimpiade di sini, hanya tertarik pada pemberhentian berikutnya di mana ada banyak Pokemon," ujar sosiolog Joao Carlos Barssani, 31 tahun, yang dia pun ternyata ikut-ikutan memburu Pokemon.

Ketika seorang bocah berseru, "Hore aku dapat!", maka serentak yang lain mengejar bocah itu, ikut-ikutan memburu hantu Pokemon. Demikian dilansir dari Reuters.

ANTARA

Berita terkait

Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

13 Agustus 2021

Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

Eko Yuli Irawan satu-satunya atlet Indonesia peraih medali di tiga ajang Olimpiade berbeda. Eko sempat tak disetujui orang tuanya menjadi atlet.

Baca Selengkapnya

Cerita Liliyana Natsir Diundang ke Rumah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

8 Agustus 2021

Cerita Liliyana Natsir Diundang ke Rumah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

Untuk menyambut Liliyana Natsir, Raffi Ahmad sampai membuat lapangan bulu tangkis dadakan di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya

Ini Perolehan Medali Indonesia Selama Mengikuti Olimpiade

24 Juli 2021

Ini Perolehan Medali Indonesia Selama Mengikuti Olimpiade

Indonesia secara keseluruhan telah meraih 32 medali selama mengikuti olimpiade.

Baca Selengkapnya

Begini Perbandingan Kostum Defile Kontingen Indonesia di Olimpiade Rio dan Tokyo

23 Juli 2021

Begini Perbandingan Kostum Defile Kontingen Indonesia di Olimpiade Rio dan Tokyo

Kontingen Indonesia menyertakan 10 wakil dalam defile pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, Jumat, 23 Juli 202.

Baca Selengkapnya

Nama Pele Bakal Jadi Nama Baru Stadion Maracana, Ada Pro dan Kontra

10 Maret 2021

Nama Pele Bakal Jadi Nama Baru Stadion Maracana, Ada Pro dan Kontra

Nama Edson Arantes do Nascimento alias Pele akan menjadi nama baru untuk Stadion Maracana di Rio de Janeiro, Brasil.

Baca Selengkapnya

Kimia Alizadeh Membelot dari Iran ke Negara di Eropa

13 Januari 2020

Kimia Alizadeh Membelot dari Iran ke Negara di Eropa

Satu-satunya atlet putri Iran peraih medali Olimpiade, Kimia Alizadeh menyatakan membelot dan pindah secara permanen ke sebuah negara di Eropa.

Baca Selengkapnya

Balap Sepeda BMX dan Trek Berpeluang ke Olimpiade Tokyo 2020

28 Mei 2019

Balap Sepeda BMX dan Trek Berpeluang ke Olimpiade Tokyo 2020

Balap Sepeda BMX dan trek memiliki peluang untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 karena prestasi yang baik selama ini.

Baca Selengkapnya

Peraih Perak Marathon Putri Olimpiade 2016 Terkena Doping

23 Mei 2019

Peraih Perak Marathon Putri Olimpiade 2016 Terkena Doping

Eunice Kirwa, peraih perak marathon putri di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil diskors karena tersangkut doping.

Baca Selengkapnya

Kelly Catlin, Juara Dunia Balap Sepeda Putri Meninggal Bunuh Diri

12 Maret 2019

Kelly Catlin, Juara Dunia Balap Sepeda Putri Meninggal Bunuh Diri

Kelly Catlin, juara dunia balap sepeda putri asal Amerika Serikat meninggal akibat bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Tinju Dunia: Usai Kalah TKO, Tommasone Melamar Kekasihnya di Ring

3 Februari 2019

Tinju Dunia: Usai Kalah TKO, Tommasone Melamar Kekasihnya di Ring

Petinju dunia asal Italia, Carmine Tommasone memiliki cara unik untuk melamar kekasihnya, Laura.

Baca Selengkapnya