Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir meluapkan kegembiraannya setelah mengalahkan lawannya asal Malaysia Peng Soon Chan dan Liu Ying Goh pada final bulutangkis di Riocentro Pavilion 4, Rio de Janeiro, Brasil, 18 Agustus 2016. REUTERS/Mike Blake
TEMPO.CO, Jakarta - Liliyana Natsir punya strategi memelihara fokus saat menghadapi kompetisi terpenting dalam karier bulu tangkisnya: final ganda campuran Olimpiade Rio de Janeiro 2016 pekan lalu. Dia menghindari media sosial, salah satunya Instagram.
“Saya menghindari Instagram dan pilih-pilih kalau mau membaca berita,” tutur Liliyana dalam konferensi pers kemenangannya dan Tontowi di Pusat Latihan Bulu Tangkis Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), Jakarta, 24 Agustus 2016.
Salah satu yang dibaca Liliyana adalah artikel yang memberitakan tentang komentar Ketua Umum PP PBSI Gita Wirjawan setelah Tontowi/Liliyana lolos dari semifinal dengan mengalahkan juara bertahan dan unggulan pertama dari Cina, Zhang Nan/Zhao Yunlei.
Saat itu Gita berkomentar, “Seperti yang sudah saya bilang, saat mereka (Tontowi/Liliyana) sedang terbakar, mereka tak bisa dihentikan (oleh siapa pun) oleh ukuran apa pun. Insya Allah, mereka akan on fire pada hari kemerdekaan kita.”
Melihat komentar ini, Liliyana menjadi sangat termotivasi. “Pak Gita saja percaya kepada kami. Masa, saya tidak? Saya menjadi yakin, ini saat saya,” tuturnya.
Liliyana bersama Tontowi akhirnya berhasil menyumbangkan satu-satunya medali emas buat kontingen Indonesia di Olimpiade Rio. Mereka mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Tontowi/Liliyanalah mengembalikan tradisi Indonesia membawa pulang medali emas, yang sempat terputus pada Olimpiade London 2012.