Suasana acara malam penutupan PON XIX di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Jabar, 29 September 2016. PON XIX resmi ditutup dengan Jawa Barat sebagai juara umum, dan selanjutnya PON XX tahun 2020 akan dilaksanakan di Papua. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menepati janji guna memberikan bonus kepada seluruh atlet kontingen Jawa Barat yang berlaga dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 dan Peparnas XV/2016. Acara simbolik penyerahan penghargaan berupa bonus uang senilai Rp 238,032 miliar itu dilaksanakan di gedung Sasana Budaya Ganesha, Kota Bandung, Rabu, 8 Februari 2017.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jawa Barat Yudha Munajat Saputra mengatakan bonus itu tidak hanya diterima oleh atlet peraih medali emas saja. Lebih dari itu, seluruh atlet, jajaran pelatih, dan ofisial yang mewakili kontingen Jawa Barat mendapat ganjaran berupa bonus.
"Ini bukan bonus tapi penghargaan. Dalam kamus kita 'bonus' itu adalah uang jasa tapi kalau penghargaan itu bentuk yang tidak ternilai harganya," ujar Yudha.
Adapun rinciannya dari total bonus yang diterima atlet itu, yakni Rp 164,019 miliar untuk atlet PON dan untuk atlet Peparnas kontingen Jawa Barat sebesar Rp 74,013 miliar. Anggaran bonus itu akan diterima atlet kontingen Jawa Barat dengan jumlah 1.816 atlet yang berlaga dalam PON XIX dan Peparnas XV 2016.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan pemberian bonus itu dilakukan secara serentak kepada seluruh atlet kontingen Jawa Barat. Artinya, pada hari ini, setiap atlet akan dikirim sejumlah uang bonus melalui rekening masing-masing dari Bank Jabar dan Banten (BJB).
"Alhamdulillah semua yang berhak mendapatkan penghargaan itu adalah para peraih medali, pelatih, ofisial, termasuk semua atlet yang tidak mendapatkan medali mendapatkan penghargaan. Kalau rinciannya yang saya tahu hanya peraih medali emas saja mendapatkan Rp 275 juta," kata Ahmad.
Sebetulnya, kata Aher—sapaan akrab Ahmad, uang bonus itu sudah disiapkan semenjak Januari 2017, tapi lantaran administrasi yang di antaranya mewajibkan setiap atlet untuk membuat rekening BJB terlebih dahulu menyebabkan waktu transfer yang untuk para atlet menjadi mundur.
"Uangnya sudah siap sejak awal Januari, tapi karena administrasi pembuatan rekening BJB jadi agak telat. Ditambah karena 2016 uangnya tidak cukup untuk di perubahan anggaran," ujarnya.