TEMPO.CO, Yogyakarta - Pada 8-9 Juli, DIY DIY akan menggelar Festival Layang-layang di Pantai Parangkusumo, Bantul. "Olahraga layang-layang belum terorganisir secara kuat. Melalui festival ini, diharapkan masuk ke Olah raga kedirgantaraan, yang bisa masuk di bawah naungan FASI (Federasi Aeoromodeling Seluruh Indonesia)," kata Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Yogyakarta, Marsekal Pertama Novyan Samyoga.
Layang-layang, salah satu olah raga aeromodeling atau kedirgantaraan. Dan lomba layang-layang pun diusulkan menjadi salah satu cabang olah raga dalam Pekan Olahraga Nasional.
Di Muna, Sulawesi Selatan, layang-layang menjadi awal mula budaya itu muncul di Indonesia, yang kini digemari tua dan muda. Apalagi, dibuat dengan berbagai kreasi, dari yang ukuran kecil hingga raksasa.
Ketua Perkalin, Hary cahyo, menyatakan layang-layang olahraga dirgantara dan perlu mendapat pembinaan dari TNI Angkatan Udara, melalui potensi kedirgantaraan. Festival Layang-layang itu, kata dia, festival tingkat Nasional kelima, yang diselenggarakan Perkalin dengan dukungan Dinas Pariwisata DIY.
Yang akan dilombakan, lima kategori, yakni Layangan Tradisional, Layangan Dua Dimensi, Layangan Tiga Dimensi, Layangan trend Naga serta Rokaku Challenge."Secara khusus akan dilombakan layang-layang bertema burung garuda. Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing, baik bentuk, warna, mau pun hiasan lainya," kata dia.
Menurut dia, ini untuk meneguhkan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika."Ada 45 klub dari berbagai daerah di Indonesia yang akan hadir. Ada pula peserta dan tamu dari India, Malaysia serta eksebisi museum layang-layang Indonesia,” kata Hary. MUH SYAIFULLAH