TEMPO.CO, Jakarta - Seorang atlet transgender asal Selandia Baru, Laurel Hubbard, berhasil meraih medali perak pada Kejuraan Dunia Angkat Besi di Anaheim, Amerika Serikat, Selasa. Ia menjadi yang terbaik kedua di kelas +90 kilogram putri.
Laurel, atlet 39 tahun yang bernama Gavin Hubbard hingga empat tahun lalu, sebelumnya pernah mengikuti kompetisi di tingkat nasional sebagai seorang laki-laki. Setelah berganti kelamin ia berlomba di kelompok putri.
Di Kejuraan dunia ini ia meraih perak di kelas +90, sekaligus memberi medali pertama bagi Selandia Baru sejak kejuaraan ini pertama kali digelar pada 1891. Angkatan Hubbard hanya kalah oleh Sarah Robles yang menjadi atlet AS pertama yang memenangi medali emas di kejuaraan dunia dalam 23 tahun.
Hubbard menolak hadir dalam jumpa pers seusai lomba. "Ia mungkin malu," kata Tim Swords, pelatih Robles, menyindir.
Berlaganya Hubbard di nomor putri sudah sesuai aturan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC). Tapi, tak semua rival menyambut kehadirannya.
Swords mengatakan, para atlet tampaknya tak mempermasalahkan kehadiran Hubbard. Tapi, tak demikian dengan para pelatihnya. "Ketika Sarah mengalahkan Hubbard dalam angkatan snatch, kami diberi selamat oleh banyak staf pelatih. Tak ada yang ingin dia (Hubbard) menang," kata dia.
Salah satu pelatih yang tak setuju adalah Mohamed Hosnytaha, yang merupakan pelatih atlet angkat besi Mesir yang meraih perunggu. "Kami tak setuju dengan kehadirannya. Dengan seseorang yang menjadi pria untuk waktu yang lama, yang memiliki hormon berbeda dan perasaaan berbeda," kata dia.
REUTERS