TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi memastikan bonus besar-besaran akan diberikan kepada peraih medali emas Asian Games 2018. Tak tanggung-tanggung, bonus yang dijanjikan 250 persen lebih banyak daripada bonus di Asian Games 2014.
"Ini bukti kalau (pemerintah) betul-betul menghargai jerih payah serta pengorbanan para atlet, pelatih, dan asisten pelatih," ucap Imam saat buka bersama atlet-atlet peraih emas Asian Games di rumah dinasnya di kawasan Widya Chandra, Jakarta, Senin, 28 Mei 2018.
Baca juga: Jokowi: Kita Ingin Peserta Asian Games 2018 Yakin Indonesia Aman
Bonus besar-besaran semacam ini tak diberikan pada era Asian Games dulu. Imam mengatakan setidaknya tiap atlet akan mendapat Rp 1,5 miliar jika berhasil menggondol emas. Pada Asian Games 2014 Incheon saja, bonus medali emas hanya sebesar Rp 400 juta. Bonus diberikan baik bagi atlet tunggal maupun beregu.
Tak hanya atlet, pelatih pun akan mendapat bagian jika atletnya mampu menyumbang emas. "Pelatih juga akan diberikan 50 persen dari jumlah yang diraih atlet. Ini juga berlaku untuk (turnamen) Asian Para Games," ujar Imam.
Ia pun berjanji bonus ini bisa segera cair begitu Asian Games berakhir. Karena itu, ia meminta para atlet dan pelatih segera melengkapi syarat administrasi agar uang dapat segera ditransfer.
Salah satu peraih emas di Asian Games 1982, Icuk Sugiarto, menuturkan apresiasi pemerintah ini sangat membantu para atlet. Hal ini juga membuat atlet lebih bersemangat dan dapat berfokus pada latihannya sehari-hari.
Icuk mengatakan hal ini tak terjadi saat ia menyumbang medali emas di Asian Games 1982 New Delhi di cabang bulu tangkis. Saat itu, ucap Icuk, bonus yang ia dapat hanya sekadar ucapan terima kasih.
"Kalau dibandingkan dengan masa saya dulu waktu juara Asian Games di India, bonus kami hanya ucapan terima kasih. Kalau sekarang sekali juara, baik di SEA Games maupun Asian Games, bonusnya luar biasa. Kalau bisa beli umur, saya akan beli umur untuk jadi atlet sekarang," ujar Icuk seraya tersenyum.