TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kontingen (Chef de Mission) Indonesia di Asian Games 2018 Syafruddin berharap cabang olahraga pencak silat akan kembali dipertandingkan di Asian Games 2022 di Hangzhou, Zhejiang, Cina. Cabang asli Indonesia ini menjalani debutnya pada Asian Games 2018.
Baca: Indonesia Raih 30 Emas Asian Games 2018, Pencak Silat Borong 14
"Soal pencak silat di Hangzhou sedang dilakukan pembicaraan lebih lanjut. Mudah-mudahan kita berdoa semoga ada titik terang. Semoga tetap ikut di Huangzhou," ujar Syafruddin dalam konferensi pers di Main Press Center (MPC) Asian Games 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Rabu, 29 Agustus 2018.
Sejak mulai dipertandingkan sejak Ahad, 26 Agustus lalu hingga hari ini, 16 nomor pertandingan telah digelar. Hasilnya Indonesia merajai hampir seluruh sektor dan menyabet 14 emas. Dua emas lain direbut oleh Vietnam. Raihan Indonesia ini sekaligus mendongkrak posisi Indonesia ke peringkat empat sementara.
"Ada pembicaraan intensif antara OCA (Komite Olimpiade Asia) dan KOI (Komite Olimpiade Indonesia). Kita tunggu dalam beberapa hari ke depan. Mudah-mudahan itu bisa masuk, sedang diperjuangkan," ujar mantan Wakapolri itu.
Meski begitu, sedikit keraguan akan gagalnya pencak silat dipertandingkan di Asian Games 2022 muncul. Pasalnya Indonesia terlalu mendominasi di nomor ini. Kritik yang menilai olahraga ini terlalu mudah dicurangi juga menjadi alasan lain.
Kasus terakhir muncul dari pesilat Malaysia protes keras atlet Pencak Silat Malaysia Mohd Al Jufferi yang mundur di babak final nomor tarung kelas E 65-70 kilogram, di Padepokan Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Senin, 27 Agustus 2018. Al Jufferi memutuskan untuk walk out sebelum pertarungan berakhir karena merasa dicurangi oleh wasit.
Meski begitu, Syafruddin menyanggah hal ini. Ia bersikeras olahraga ini punya sistem penilaian yang adil dan transparan.
Baca: Kesan Jokowi dan Prabowo Berpelukan di Final Pencak Silat
"Ada aturan, ada alat elektronik yang merekam. Semua fair, terekam. Manakala ada protes tinggal di-rewind. Sulit untuk tidak objektif, wasit ada delapan dan semua gunakan kamera," kata Syafruddin.
EGI ADYATAMA