TEMPO.CO, Yogyakarta - Pembangunan Stadion Mandala Krida yang berada di pusat Kota Yogyakarta akhirnya rampung. Stadion yang selama ini menjadi markas klub Liga 2 PSIM Yogyakarta itu melengkapi stadion-stadion berkelas internasional di DIY yang selama ini sudah dimiliki Kabupaten Sleman lewat Stadion Maguwo dan Kabupaten Bantul melalui Stadion Sultan Agung Bantul.
Peresmian beroperasinya Stadion Mandala Krida Yogya dilakukan pada Kamis 10 Januari 2019 yang langsung dilakukan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Pembangunan yang dilakukan sejak tahun 2012 hingga 2018 ini, menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Sejak penyusunan Detail Enginering Design (DED) pada 2012 dan selanjutnya tahap pelaksanaan hingga 2018, telah menyedot dana sebesar Rp 174,4 miliar.
“Stadion Mandala Krida baru ini sekarang memiliki venue lebih lengkap, dan arena tambahan untuk berbagai jenis cabang olahraga,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Baskoro Aji, di sela peresmian.
Tentu saja, di dalam Stadion yang utama terdapat lapangan sepak bola berstandar internasional. Lapangan itu di kelilingi sirkuit atletik berstandar internasional pula sekaligus dinilai yang terbaik di Indonesia.
Selain arena untuk sepakbola, ada juga arena panjat tebing yang dibangun pada akhir 2015, dan oleh Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia (PBFPTI) dan telah digunakan pelatnas Asian Games 2018. Selain itu, arena olahraga bola voli pasir yang juga telah digunakan untuk pelatnas Asian Games 2018.
“Venue bola basket outdoor untuk masyarakat umum juga dibangun dan bisa dimanfaatkan sebagai sarana pembinaan bidang olahraga bola basket,” ujarnya. Tak hanya itu, Mandala Krida juga memiliki arena sepatu roda dan balap motor di lapangan parkir barat stadion.
Fasilitas lain seperti musala dan sarana lain juga dibangun guna menunjang perkembangan olahraga di DIY. "Tahun 2020, kami merencanakan melengkapi lampu stadion, kursi tribun, dan videotron sekaligus Foodcourt," ujar Baskara.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X mengatakan dengan dibukanya kembali Stadion Mandala Krida ini diharapkan mampu menghidupkan kembali prestasi olahraga di DIY. Menurutnya, Stadion Mandala Krida bukan stadion biasa, tetapi manivestasi jiwa sportivitas insan olahraga. "Citra sportivitas nafas budaya hidup yang selalu dikembangkan melalui event yang tidak minder," ujarnya.
Bagi Sultan, pengelolaan stadion yang profesional menjadi kunci agar berfungsi sebagai wadah olahraga. Ia berharap pelaksanaan pertandingan apapun segera digunakan di stadion yang memiliki daya tampung 25 ribu orang itu. Sebab, sejak berdiri tahun 1978, banyak prestasi gemilang olahraga DIY tercipta di stadion itu.
"Saya harap stadion yang sudah bagus ini jangan digunakan untuk kegiatan selain olahraga. Karena dapat berpotensi merusak fasilitas yang sudah bagus ini," ujar Sri Sultan Hamengkubuwono X.
PRIBADI WICAKSONO