TEMPO.CO, Yogyakarta - Pilar Jakarta PGN Popsivo Polwan Aprilia Manganang menjadi momok bagi Jakarta Pertamina Energy saat berusaha mempertahankan gelar juara bertahan dalam partai puncak final Proliga 2019 yang digelar di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Sabtu, 23 Februari 2019.
Dalam laga itu, pemain berusia 27 tahun bersama timnya tersebut membuat sang juara bertahan kewalahan kala diseret untuk bermain hingga lima set berturut-turut sampai akhirnya kalah dramatis.
Baca: Rencana Aprilia Manganang Usai Jadi Pemain Terbaik Proliga 2019
Aprilia seolah menjadi maskot laga itu. Pelatih Chamnan Dokmai sama sekali tak mendudukkannya lama di bangku cadangan. Semua set final musim ini dilalui Aprilia tanpa jeda, tak seperti musim lalu saat ia masih berseragam Bandung Bank BJB Pakuan yang akhirnya kalah di final oleh Jakarta Pertamina.
"Kami tahu, melawan Aprilia cs kalau sudah sampai lebih tiga set bakal susah, dan ini sudah tiga kali terjadi, kami selalu kalah," ujar Manajer tim putri Jakarta Pertamina Energi, Widi Triyoso usai laga.
Aprilia memang tampil ganas malam itu di hadapan ribuan pendukung Jakarta Pertamina yang tak kalah semangat mendukung timnya agar bisa mempertahankan gelar.
Apa daya, menghadapi Popsivo dengan Aprilia yang kali ini tampil tanpa beban cedera ternyata tak gampang. Pertamina yang awalnya memimpin pertandingan malah digilas Popsivo dengan tragis setelah pertarungan lima set yang berakhir 3-2 (15-25, 25-22, 21-25, 25-23, 15-12).
Aprilia mengakui ia yang diturunkan berturut-turut selama laga lima set oleh sang pelatih, akhirnya bisa membaca taktik yang dijalankan Pertamina.
"Saya awalnya main bola bola atas tapi dipatahkan, lalu set keempat dan kelima saya perbanyak bola pendek dan berhasil (cetak poin)," ujarnya.
Baca: Kunci Sukses Jakarta Popsivo Polwan Menjuarai Proliga 2019
Pemain yang juga pernah membawa Jakarta Elektrik PLN Juara 1 Proliga 2015 itu menuturkan, tanpa beban cedera seperti musim lalu, ia bisa tampil habis-habisan bahkan sampai lima set tanpa jeda.
"Tak masalah main terus lima set berturut-turut, sudah tanggung jawab saya, paling habis ini tepar," ujarnya terkekeh.
Aprilia pun usai laga itu dinobatkan sebagai pemain terbaik putri Proliga. Gelar yang sama pernah diraihnya pada Proliga 2016 dan 2017 lalu.
"Ah, saya bukan siapa-siapa tanpa teman teman satu tim saya, mereka juga bekerja keras," ujar atlet tim nasional voli putri itu.
PRIBADI WICAKSONO