TEMPO.CO, Jakarta - Hanya butuh waktu 31 detik, bagi Alex Munster untuk memenangkan Contender Fight kelas Welter di ajang Mixed Martial Arts One Pride MMA Pro Never Quit Fight Night 34.
Bertarung di Tenis Indoor, Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (16/11) malam, Natalex Munster menganvaskan penantangnya Agung Maulana di ronde pertama.
Kemenangan Alex dalam contender fight kelas welter ini membawa dirinya menjadi penantang sabuk juara kelas welterweight yakni Theodorus Ginting.
Natalex menjelaskan, sebenarnya mempersiapkan diri berarung melawan Andi Prima Rosita. Namun, seminggu sebelum bertanding Andi mengundurkan diri karena alasan pribadi dan digantikan Agung Maulana, yang juga belum terkalahkan di empat laga terakhirnya.
Ketika pertandingan dimulai, pria kelahiran Ambon ini dengan cepat mendaratkan sebuah pukulan telak yang langsung merobohkan Agung Maulana. Seakan tidak mau membuang waktu, “Monster Alifuru”, langsung mengikuti dengan ground and pound yang membuat wasit David Stroom menghentikan pertandingan pada detik ke-31.
“Saya rasa kualitas Agung Maulana tidak seperti tadi, harusnya lebih baik dari yang tadi. Mungkin karena persiapannya yang kurang lama waktunya. Pertarungan ini juga pertarungan yang sangat emosional untuk saya, karena ketika saya masih junior almarhum Papanya Agung adalah salah satu pelatih saya di tinju. Saat ini saya menunjukkan hasil karyanya kepada putra beliau," ujar Natalex.
Ketika ditanya kesiapan menantang sang pemegang sabuk juara Theodorus “Singo Karo” Ginting, Natalex sangat bersemangat.
"Untuk persiapan menghadapi Theodorus Ginting mungkin akan lebih berat lagi yah, karena title fight itu bukan pertarungan yang sembarangan dan Theo merupakan figther yang sangat komplet. Saya sangat menghargai Theo dan menantikan untuk bertemu dengan Bang Theo,” tantang Natalex Munster sambil menunjuk Theo yang ada di bangku penonton.
“Saya tidak pernah memilih lawan dari pertama kali saya punya karir di One Pride MMA, siapa pun pasti saya lawan. Siapapun yang dikasih promotor. Saya pasti tidak pernah bilang ngak, pasti saya bilang ia,” jawab Theodorus Ginting.