TEMPO.CO, Jakarta - Anthony Joshua terbuka kemungkinan untuk melakoni laga tinju dunia di Kinsasha, Republik Demokratik Kongo, atau yang dahulu dikenal sebagai Zaire. Jika rencana itu terwujud, Joshua menyamai reputasi petinju kelas berat legendaris Muhammad Ali.
Rencana Joshua bertarung di Afrika tersebut disampaikan promotornya Eddie Hearn. Menurut pemilik Matchroom Boxing itu mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan pihak yang menginginkan laga Joshua di Kinshasa.
“Kami sudah melakukan pembahasan ke arah itu. Pihak Republik Demokratik Kongo sedang mencari cara untuk memperbaiki stadion bersejarah tempat Rumble in The Jungle di Kinshasa. Itu adalah warisan sejarah yang harus dilestarikan, dan menjadi salah satu arena olahraga paling terkenal di dunia,” ujar Hearn.
“Joshua sendiri ingin menjadi bagian dari sejarah tinju di dunia. Sebab itu dia bersedia bertanding di mana pun, seperti yang sudah dia jalani di Inggris, Amerika, dan Arab Saudi,” kata Hearn lagi.
Pemandangan dari atas, saat George Foreman dihitung wasit setelah dipukul KO pada ronde ke-8 oleh Muhammad Ali di Stade du 20 Mai, Kinshasa, Zaire, pada 30 Oktober 1974. Neil Leifer/Sports Illustrated/Getty Images
Muhammad Ali bertarung melawan George Foreman di Stadion Tata Raphael Kinsasha, Zaire pada 30 Oktober 1974. Duel yang lantas dikenal sebagai Rumble in The Jungle itu dipromotori Don King, dengan sumber dana hasil urunan mantan penguasa Zaire Mobutu Sese Seko dan diktator Libya, Muammar Gaddafi.
Laga tersebut ditonton setidaknya satu milyar pemirsa televisi di seluruh dunia, yang menjadikannya siaran televisi paling banyak ditonton di dunia saat itu. Jika dikonversikan dengan nilai uang sekarang, pementasan Ali vs Foreman menghasilkan pemasukan lebih dari US$ 500 juta, sekitar Rp 6-7 triliun.
Anthony Joshua dijadwalkan mempertahankan gelar juara versi badan tinju dunia IBF pada 20 Mei 2020 dengan lawan wajib petinju asal Bulgaria, Kubrat Pulev. Laga tersebut dijadwalkan digelar di Inggris, namun Hearn menegaskan tidak mustahil arena dipindahkan ke lain tempat jika memang menghasilkan pemasukan yang lebih besar.
“Kubrat Pulev ada di antrean terdepan, namun situasinya saat ini adalah pertarungan wajib. Dan saat ini yang saya pikirkan adalah cara menghasilkan sebanyak mungkin uang dari pementasan tersebut,” kata promotor tinju dunia asal Inggris itu lagi.
THE SUN