TEMPO.CO, Jakarta - Di balik kisah sukses Deontay Wilder dan Tyson Fury dalam peta persaingan tinju dunia kelas berat, ada cerita sedih yang melatar belakangi perjuangan keras mereka. Wilder akan mempertahankan sabuk juara kelas berat WBC dari tantangan Fury. Pertarungan mereka bakal digelar di MGM Grand Arena, Las Vegas pada Sabtu 22 Februari 2020 atau Minggu pagi di Indonesia.
Wilder tak pernah mengira dirinya bakal menjadi juara tinju dunia. Dia mengakui, prestasinya ini adalah berkat anaknya. Sebelumnya, petinju asal Tuscaloosa, Alabama, AS ini adalah supir truk setelah gagal menjadi pesepakbola Amerika dan tidak meneruskan kuliah.
“Naeiya lah yang membuat semua seperti ini. Jika tidak karena dia, mungkin saya akan menjadi orang yang lain. Karena dia saya menjadi juara dunia, dan semua ini saya lakukan semata untuknya,” ujar Wilder, tentang motivasi bertinju demi putri sulungnya yang bernama Naieya.
Deontay Wilder dan putrinya, Naeiya, yang menderita kelumpuhan sejak lahir. (sportowy)
Putri sulungnya yang berusia 13 tahun itu menderita spina bifida, gangguan pada tulang belakang, yang membuatnya mengalami kelumpuhan.
Baca Juga:
“Determinasi Deontay untuk sukses sebagai atlet dan mencari kesembuhan bagi Naeiya sangat tinggi. Itulah yang membuat saya terkesan kepadanya,” ujar Jay Deas, jurnalis olahraga dari Miami yang memperkenalkan Wilder pada dunia tinju.