TEMPO Interaktif, Olimpiade Beijing 2008 belum akan berakhir sampai satu pekan mendatang. Kini, tinggal Oka Sulaksana yang akan berjuang di cabang layar. Namun, peluang Indonesia untuk meraih medali tampaknya tipis.
Oka akan sulit menaikkan peringkatnya dalam, terkait sisa tiga pertandingan yang dipunyainya. Sampai saat ini pelayar senior ini masih bertengger di peringkat 20-an. Indonesia pun sepertinya tidak akan mengubah total perolehan medali 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu.Pada Olimpiade Beijing 2008 cabang bulu tangkis kembali menjadi primadona dengan menyumbangkan medali emas. Medali emas satu-satunya disumbangkan pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan. Legenda emas Indonesia Susi Susanti menyatakan puas dengan raihan ganda putra Merah Putih tersebut. itu menunjukkan mereka telah siap menang dari awal,” katanya kepada Tempo, Senin (18/8).
Kemarin, Indonesia merayakan hari ulang tahunnya ke-63, pasangan ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir tak mampu menyabet emas kedua bagi negaranya. Mereka hanya mampu memberikan medali perak. “Di lapangan memang semuanya bisa terjadi sehingga kita bisa memaklumi hal itu, tetapi mereka sudah memberikan yang terbaik,” kata Susi Susanti.
Sementara itu, secara mengejutkan pemain tunggal putri Maria Kristin Yulianti berhasil menyumbangkan medali perunggu. Padahal, banyak pihak memprediksi Maria hanya mampu mencapai babak 16 besar.
Medali perunggu lainnya disumbangkan dari cabang angkat besi. Eko Yuli Irawan, lifter yang berlaga di kelas 56 kg, menjadi peraih medali perunggu sekaligus penyumbang medali pertama bagi Indonesia. Setelahnya, teman dekat Eko, Triyatno yang berlaga di kelas 62 kg pun ikut mempersembahkan medali perunggu.
Cabang angkat besi gagal memenuhi target utamanya untuk meraih medali emas dari Eko. Target emas dari lifter yang sudah meraih perak di Olimpiade Sidney dan Athena Lisa Rumbewas pun juga tak mampu terpenuhi.
Dengan demikian, sejak Olimpiade Atlanta 1996, Indonesia bisa bangga meski hanya mempunyai satu medali emas. Selain itu, semua medali yang diperoleh saat itu pun hanya berasal dari cabang bulu tangkis. Saat itu emas berhasil diraih pasangan ganda putra Rexy Mainaky/Ricky Subagja. Sisa medali lainnya 1 perak dan 2 perunggu.
Padahal, pada Olimpiade Barcelona 1992 lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' bisa berkumandang dua kali. Susi Susanti dan Alan Budikusuma untuk pertama kalinya menyumbangkan medali emas bagi Indonesia. Selain dua emas, cabang bulu tangkis juga menyumbangkan 2 perak dan 1 perunggu.
Sumbangan medali dari cabang bulu tangkis pun terus berlanjut pada penyelenggaraan olimpiade selanjutnya hingga saat ini. Pada Olimpiade Sydney 2000 giliran pasangan ganda putra Tony Gunawan/Chandra Wijaya yang menyabet satu-satunya emas. Medali perak berhasil diraih tunggal putra Hendrawan dan ganda campuran Tri Kusharyanto/Minarti Timur.
Selain itu, Olimpiade Sydney juga mengawali prestasi cabang angkat besi untuk ikut menyumbangkan medali. Lisa Rumbewas berhasil meraih medali pertamanya, yaitu medali perak saat berlaga di kelas 48 kg. Selain Lisa, Sri Indriyani (48 kg) dan Winarni (53 kg) berhasil meraih medali perunggu. Dengan demikian, Indonesia mengumpulkan 1 emas, 3 perak, dan 2 perunggu.
Empat tahun kemudian, di Olimpiade Athena 2004 di Athena giliran pemain bulu tangkis tunggal putra Taufik Hidayat mempersembahkan satu-satunya medali emas untuk kontingen Indonesia. Cabang bulu tangkis menambah dua perunggu dari tunggal putra Soni Dwi Kuncoro dan ganda putra Flandy Limpele/Eng Hian. Medali perak dipersembahkan dari cabang angkat besi. Lisa kembali mempersembahkan medali perak bagi negaranya.
Olimpiade Helsinki 1952 merupakan titik awal perjalanan atlet Indonesia berjuang di ajang olahraga terbesar di dunia ini. Indonesia selalu mengirimkan atlet untuk ikut berlaga di olimpiade meski minim medali. Namun, tiga pemanah Indonesia Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani sempat menorehkan sejarah bagi Indonesia ketika meraih medali perak di Olimpiade Seoul 1988.
Ezther Lasthania