TEMPO.CO, Jakarta - Pertandingan kelas berat paling ditunggu adalah antara Anthony Joshua dan Tyson Fury. Sayangnya kedua petinju Inggris ini tidak bisa segera berhadapan karena masing-masing mempunyai pertandingan wajib.
Joshua, juara kelas berat versi IBF, WBA dan WBO, harus menghadapi penantang peringkat pertama versi IBF Kubrat Pulev, sedangkan juara kelas berat versi WBC Fury mempunyai kontrak pertandingan trilogi melawan Deontay Wilder.
Ada upaya untuk membayar Pulev dan Wilder agar mundur dari pertandingan, namun tidak berhasil. Artinya Joshua dan Fury harus sama-sama menang agar pertemuan antara kedua petinju Inggris benar0benar terwujud.
Bagi Joshua, tidak ada bedanya menghadapi Wilder atau Fury untuk penyatuan gelar. “Siapa yang akan saya pilih? Itu yang menjadi juara saat ini, Tyson Fury. Dulu Wilder dan sekarang Fury, ” katanya kepada The Sun, Sabtu, 30 Mei 2020.
"Dan saya tidak ingin berada di posisi di mana saya berbicara tentang Tyson Fury. Dia adalah orang yang hebat dan dia telah melakukan hal-hal hebat dalam tinju tetapi sampai hari kita bertarung di situlah akhirnya dan saya tidak punya hal lain untuk dikatakan tentang dia," kata Joshua.
Ini berbeda dengan gaya Fury, yang mengatakan yakin bisa mengalahkan Joshua.
Tyson Fury sesumbar bisa mengalahkan Anthony Joshua dengan KO pada ronde kedua atau ketiga.
"Gaya AJ (Anthony Joshua) dibuat khusus untuk saya. Tegak, berjalan maju, pertahanan klasik," kata Fury saat tampil di Redknapp's Home Fixture di Sky Sports. "Kuat dan kuat, tapi tidak ada gerak kaki, hampir tidak ada ketahanan dan sedikit keberanian ketika harus dipotong. Saya akan menjatuhkannya sekitar dua hingga tiga ronde."
Joshua merebut kembali gelarnya dalam rematch melawan Andy Ruiz Jr setelah kalah pada Juni 2019. Dia membalas kekalahan itu dengan kemenangan poin dalam pertandingan ulang Desember 2019.
Tyson Fury merebut gelar juara dunia dengan mengalahkan Wilder, Februari lalu, dalam rematch setelah pertandingan pertama berakhir seri.
THE SUN