TEMPO.CO, Jakarta - Kimi Raikkonen bersama lima pembalap lain tidak ikut berlutut sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan anti-rasial saat pembukaan bakap Formula 1 GP Australia akhir pekan lalu.
Namun ia menolak jika dikatakan tidak mendukung gerakan anti-rasial. "Semua pembalap pasti menentang rasisme," kata Raikkonen kepada Sky Sport, Kamis, 9 Juli 2020.
Juara dunia enam kali, Lewis Hamilton memimpin 13 pembalap lain melakukan penghormatan dengan berlutut sebagai simbol dukungan pada gerakan anti-rasial sebelum GP Austria, Minggu, 6 Juli 2020. Pembalap tim Mercedes ini membantah telah memaksa seluruh 20 pembalap melakukannya.
Raikkonen mengaku bahwa ia merasa aneh jika sikap tidak berlutut itu dipertanyakan. “Setiap orang memiliki hak untuk melakukan apa yang mereka sukai. Agak gila terkadang untuk mempertanyakan berbagai hal, tetapi sayangnya begitulah yang terjadi."
Hamilton mengenakan kaos Black Lives Matter, sementara 19 pembalap lainnya mengenakan End Racism.
Raikkonen, 40 tahu, juara 2007, mengatakan kepada Sky Sports: “Saya lebih dari senang untuk membantu hal ini, tetapi setiap individu memiliki hak untuk melakukan apa yang mereka rasa paling nyaman."
"F1 dan tim balap melakukan yang terbaik yang mereka bisa," kata pembalap Finlandia.
Menjelang putaran kedua GP Austria, Hamilton, 35 tahun, telah bersumpah untuk terus memperjuangkan kesetaraan ras.
“Tidak dengan cara berlutut lagi. Kita benar-benar harus terus berbicara, memanfaatkan momen untuk menyebarkan kesadaran dan terus mendorong perubahan dan itu tidak akan hilang dalam waktu dekat. Saya akan melakukan yang terbaik," katanya.
"Bukan tujuan saya untuk berlutut saat lagu kebangsaan, tetapi saya fokus pada upaya untuk memenangkan kejuaraan ini dan juga memperjuangkan hak yang sama."
SKY SPORT | THE SUN