TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengatur Formula 1 memastikan tidak akan melakukan penyelidikan atas keputusan Lewis Hamilton untuk mengenakan kausnya yang menyoroti kebrutalan polisi, saat seri GP Tuscan, akhir pekan lalu. Meski menarik perhatian Federasi Otomotif Internasional, FIA, penyelidikan formal atas Lewis Hamilton tidak akan dilakukan.
Pasal 1.2 dari FIA International Sporting Code menyatakan bahwa para pembalap tidak diperbolehkan untuk menempelkan iklan yang bersifat politik atau agama atau yang merugikan kepentingan FIA pada mobil mereka. Meskipun begitu, tidak ada klarifikasi yang jelas tentang apa saja yang dapat dilakukan oleh pembalap terhadap penampilannya sendiri.
Sebelumnya, pemenang balapan GP Tuscan di Sirkuit Mugello, Hamilton mengenakan kaus bernada antirasisme. Kemenangan balapan ke-90 itu diwarnai dengan kaus Lewis yang bertuliskan, "Tangkap polisi yang membunuh Breonna Taylor", sedangkan di belakangnya menampilkan gambar wajah Breonna Taylor dan tulisan, "Sebutkan namanya".
Tidak seperti sesama pembalap F1 yang semuanya pernah memakai kaos “End Racism”, Hamilton sebelumnya memakai kaos bertuliskan “Black Lives Matter”. Taylor adalah seorang wanita kulit hitam berusia 26 tahun yang ditembak delapan kali ketika petugas polisi berpakaian preman saat memasuki apartemennya di Kentucky pada Maret lalu. Polisi mengklaim tindakan itu sebagai bagian dari penyelidikan narkoba.
Baca juga : Pakai Kaus Anti-Rasisme di Formula 1 Tuscan, Lewis Hamilton Diselidiki FIA
Setelah menunjukkan surat perintah penggeledahan, petugas baku tembak dengan rekannya Kenneth Walker yang percaya bahwa penggerebekan narkoba adalah perampokan. Lebih dari 25 peluru ditembakkan oleh polisi dan Taylor, seorang pekerja medis, ditembak delapan kali dan meninggal. Pihak kepolisian masih bergeming memutuskan apakah petugas yang terlibat melanggar hukum dengan menggunakan kekerasan berlebihan atau bertindak untuk membela diri.
LPembalap Lewis Hamilton mengenakan kaos bergambar wajah mendiang Breonna Taylor usai memenangkan balapan F1 GP Tuscan di Mugello, Scarperia e San Piero, Italia, Ahad, 13 September 2020. Tewasnya Breonna diduga akibat tindakan kekerasan polisi kepada warga kulit hitam. REUTERS/Jennifer Lorenzini
Mercedes membela Hamilton. Bos Mercedes F1 Toto Wolff menekankan bahwa Hamilton mendapat dukungan penuh dari organisasi tersebut dalam upayanya untuk menyoroti ketidakadilan rasial. "Kami tidak membawa politik ke dalam F1, ini adalah masalah hak asasi manusia yang kami coba soroti dan tingkatkan kesadarannya. Ada perbedaan besar. Tidak ada pertanyaan, itu sepenuhnya keputusannya. Apa pun yang dia lakukan, kami akan mendukung," ujar Wolff.
Toto Wolff meneruskan, "Tim ini berjuang melawan segala jenis rasisme dan diskriminasi dan ini adalah perjuangan pribadi Lewis untuk Black Lives Matter dan dengan semua dukungan yang bisa kami berikan padanya. Itu panggilannya."
Dalam sebuah postingan di Instagram pada Selasa pagi, Hamilton, yang merupakan satu-satunya pembalap kulit hitam F1, bersikeras tidak akan menghentikan aktivitasnya dalam kampanye antirasisme. “Saya ingin Anda tahu bahwa saya tidak akan berhenti, saya tidak akan menyerah, saya tidak akan menyerah dalam menggunakan platform ini untuk menjelaskan apa yang saya yakini benar,” katanya.
Lewis Hamilton menambahkan, “Saya ingin berterima kasih kepada kalian yang terus mendukung saya dan menunjukkan cinta, saya sangat bersyukur. Tapi ini adalah perjalanan bagi kita semua untuk bersatu dan menantang dunia di setiap tingkat ketidakadilan, tidak hanya ras. Kami dapat membantu menjadikan ini tempat yang lebih baik untuk anak-anak kami dan generasi mendatang."