TEMPO.CO, Jakarta - Anthony Joshua mengungkapkan alasan tidak langsung mengumumkan pertarungan melawan Tyson Fury dalam wawancara seusai pertarungan melawan Kubrat Pulev. Meski tidak menyinggungnya, ia bersumpah akan menunjuk Fury sebagai lawan dalam perebutan sabuk WBC. "Saya akan mengambil sabuk tinjunya," kata dia dikutip dari The Sun, Kamis, 24 Desember 2020.
AJ menyiapkan jadwal penentu gelar tinju bersejarah setelah mengalahkan Pulev di ronde sembilan. Setelah pertandingan, AJ menjawab kemungkinan untuk bertemu Tyson Fury. Petinju 31 tahun itu menyatakan ketertarikannya pada sabuk WBC yang dimiliki saingan lamanya.
"Pada dasarnya saya berkata, jika Tyson Fury adalah petinju dengan sabuk juara, ia adalah lawan yang saya inginkan. Saya akan melawan siapa pun yang memiliki sabuk itu, tidak ada masalah dengan orang itu," kata Joshua.
"Dia mengambil sesuai keinginannya. Saya tidak pernah berpaling dari pertarungan. Saya tidak pernah mengumumkan pertarungan. Saya telah melawan enam sampai tujuh juara tinju, dalam karier saya yang singkat. Tyson Fury adalah salah satu dari mereka."
Anthony Joshua meneruskan, "Tidak ada alasan mengapa saya melihatnya berbeda dari yang lain. Jika Tyson Fury turun, saya siap dan saya tertarik. Aku punya empat sabuk utama, dia punya satu. Aku akan mengambil yang satu itu darinya."
Anthony Joshua dan Tyson Fury, 32 tahun, tahun ini secara lisan menyetujui kesepakatan dua pertarungan, yang untuk pertama kalinya dalam sejarah kelas berat. Keduanya akan mempertaruhkan sabuk WBC, WBA, IBF dan WBO. Sekarang, tugas manajemen dan tim promosi untuk menyusun kontrak dan membuat kesepakatan.
Namun, dengan pandemi virus corona segala sesuatu tidak mudah diprediksi. Adapun Joshua lebih suka bertarung paling lambat awal Juni. "Saya pikir, mungkin paling lambat Juni. Perlu sedikit waktu, karena pandemi tidak dapat diprediksi dan kami tidak tahu apa yang terjadi. Kami perlu lebih banyak waktu untuk mempersiapkan dan merencanakan jadwal tinju ini."