TEMPO.CO, Jakarta - Petinju kelas berat Derek Chisora memprediksi pertarungan unifikasi kelas berat Anthony Joshua dan Tyson Fury akan digagalkan Deontay Wilder. Menurut dia, Tyson Fury masih terikat kontrak untuk menjalani pertarungan ketiga melawan Wilder.
“Kontrak mengatakan Wilder melawan Tyson Fury tiga kali. Jadi mengapa semua orang mencoba membuat kesimpulan sendiri? Kami telah melihat pertarungan pertama dan pertarungan kedua, dan sekarang kami akan melihat pertarungan ketiga," kata dia dikutip dari The Sun, Selasa, 5 Januari 2020.
Negosiasi pertarungan dua petinju kelas berat asal Inggris yang telah lama ditunggu-tunggu sedang berlangsung. Kedua belah pihak yakin akan mencapai kesepakatan.
Namun, Chisora memprediksi klausul pertarungan trilogi yang ditempatkan Wilder dalam kontraknya untuk pertandingan ulang Fury akan menunda pertarungan super hingga 2022. "Jadi saya berharap pertarungan ketiga akan terjadi. Dia akan melawan Tyson Fury lagi pada tahun 2021," katanya.
Ia yakin pertarungan Tyson Fury dan Anthony Joshua tidak terjadi tahun ini karena Deontay Wilder telah mendapatkan klausul pertandingan ulang. "Saya akan bertaruh Anda akan mendapatkan uang karena Joshua-Fury tidak terjadi pada tahun 2021."
Mantan raja WBC Deontay Wilder memulai mediasi pada November lalu setelah Fury membatalkan rencana untuk melakukan pertarungan ketiga. Wilder dan timnya yakin Fury secara kontrak masih diwajibkan untuk ambil bagian dalam pertarungan trilogi.
Sedangkan, bagi Fury, klausul pertandingan ulang sudah dianggap berakhir pada Oktober 2020. Chisora berharap hakim mendukung sikap Wilder, yang kehilangan sabuk WBC usai kalah dari Tyson Fury pada Februari 2020.
"Tyson Fury seharusnya bertarung beberapa bulan lalu melawan Agit Kabayel, dan kemudian Deontay Wilder pergi ke pengadilan di Amerika. Ada masalah karena Deontay Wilder ingin pertandingan ulangnya," ujar Chisora. Terlepas dari keharusan menghadapi Wilder lagi, pandangan Fury tertuju pada merampas gelar WBA Super, WBO, IBF dan IBO milik Anthony Joshua.