Kepala Subbidang Renang PB PRSI Hartadi Nurcahyo menilai para perenang memang sedang berada di tingkat terendah performa mereka saat ini. "Kita harus realistis, karena pada PON (Pekan Olahraga Nasional) lalu, para atlet telah mencapai puncak performa mereka," katanya kemarin.
Meski demikian, Hartadi menekankan bagaimana pun juga kejuaraan ini harus tetap dilaksanakan. "Harus tetap ada pemacu bagi para atlet, lagipula ini dapat menjadi ajang evaluasi yang baik," kata Hartadi menambahkan.
Atlet putri pemegang wild card Olimpiade Beijing 2008, Fibriani Ratna Marita, termasuk salah satu atlet yang tidak menunjukkan performa yang baik. Meski meraih gelar juara di nomor 200 meter gaya punggung putri, dia tak mampu memperbaiki catatan waktunya. "Mungkin sekarang ini saya sedang jenuh, lagipula persiapannya kurang," katanya.
Fibri hanya membukukan catatan waktu 2 menit 34,23 detik. Padahal Fibri telah membukukan catatan waktu terbaik 2 menit 22 detik. Bahkan, di nomor 200 meter gaya ganti perorangan--nomor yang sama dengan saat Fibri turun di Olimpiade Beijing 2008--Fibri tak mampu berbuat banyak. Dia hanya finis di urutan ketiga dengan catatan waktu 2 menit 36,72 detik. Padahal catatan terbaiknya adalah 2 menit 23,08 detik yang dibukukannya di PON Kaltim Juli lalu.
Pada nomor ini, Ressa Yunita Dewi menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 2 menit 29,86 detik. Sedangkan tempat kedua jatuh pada Sherly Yunita 2 menit 33,30 detik.
Hal berbeda justru terjadi di nomor 800 meter gaya bebas putra Pratama justru dapat memberikan catatan waktu yang cukup baik. "Meskipun dia belum memecahkan rekor nasional, namun catatan terbaiknya bisa diperbaiki," kata Hartadi. Pratama menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 8 menit 39,39 detik. Catatan waktu itu hampir mendekati rekor nasional milik Akbar Nasution 2 menit 27,26 detik.
Ezther Lastania