Dalam pertarungan menuju semifinal, partai ganda putra antara SGS Elektrik melawan Jaya Raya boleh jadi menjadi partai penentuan. Kedudukan 2-1 untuk Jaya Raya. Dan, pasangan dari SGS Flandy Limpele/Hendra Aprida Gunawan telah memimpin 20-19 atas Markis Kido/Hendra Setiawan di set ketiga. Wasit tidak melihat touch ball yang dilakukan pasangan Kido/Hendra sehingga angka diberikan kepada Jaya Raya.
Melihat keputusan tersebut, Flandy/Hendra memprotes keputusan wasit. Namun, wasit tetap bersikeras memberikan angka kepada Markis kido/Hendra Setiawan (Jaya Raya). Hal itu memicu protes keras pelatih SGS Mulyo Handoyo. Dia langsung mengajukan protes kepada referee. Bahkan, Taufik Hidayat yang berkapasitas sebagai penonton turun ke lapangan untuk protes. Namun, karena wasit bersikeras, maka SGS memutuskan untuk menghentikan pertandingan.
Anehnya, setelah para pemain memutuskan tidak melanjutkan pertandingan, wasit justu merevisi keputusannya dan memberikan kemenangan untuk pasangan SGS dengan skor 13-21, 21-15, 21-19. Ini kemudian memicu emosi pelatih Jaya Raya, Sigit Pamungkas. Menurut dia, seharusnya jika wasit ingin mengubah keputusan ketika pemain masih berada di lapangan. Hampir saja mogok main, Jaya Raya akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pertandingan.
Di partai kelima, ganda putri Jaya Raya Greysia Polii/Nitya Krishinda akhirnya menutup babak perempatfinal terakhir dengan kemenangan 22-20, 21-16 atas pasangan SGS Lita Nurlita/Devi Tika. Kedudukan 3-2 untuk Jaya Raya. Pada semifinal, Jaya Raya akan bertemu dengan Djarum yang unggul 0-3 atas Suryanaga di perempatfinal. "Kami akan bermain semaksimal mungkin di semifinal nanti," kata Nitya.
Sementara, Mutiara Bandung membuat kejutan dengan mengalahkan klub raksasa Suryanaga Gudang Garam dan Ratih Banten untuk melangkah ke semifinal Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bulutangkis 2008. Pada pertandingan perebutan juara grup B, Mutiara menang 4-1 atas Suryanaga. Dan di perempatfinal klub ini unggul 3-1 atas Ratih yang merupakan runner up grup D. Di semifinal, Mutiara akan bertemu dengan Tangkas Alfamart yang pada delapan besar kemarin mengkandaskan Pasifik Kaltim dengan skor meyakinkan 3-0.
Suryanaga tidak menurunkan Sony Dwi Kuncoro sebagai tunggal putra. Manajer tim PB Mutiara Umar Djaidi menuturkan, dirinya tidak menyangka skuadnya bisa mengalahkan klub besar seperti Suryanaga. Karena hampir selama 10 tahun lebih, babak empat besar selalu dikuasai oleh lima klub besar yakni Tangkas, SGS Elektrik, Suryanaga, Djarum Kudus, dan Jaya Raya. "Bahkan jika Sony bermain di tunggal putra pun, secara materi pemain kita lebih unggul. Lihat saja dari perolehan skor 4-1, ya, jika ada Sony masih tetap menang 3-2," tuturnya seusai pertandingan.
Menghadapi Tangkas nanti, menurut dia, timnya akan bermain lepas. Dia mengakui secara susunan materi pemain saja, Tangkas memiliki pemain di kelas dunia, sementara Mutiara lebih banyak diperkuat atlet junior. "Kami memang pembinaan ke arah junior, karena untuk senior, posisi kami selalu di bawah bayang-bayang lima klub besar tersebut," ujarnya.
Meskipun demikian, dirinya melihat peluang di nomor tunggal putra. Walau Tangkas kemungkinan besar akan menurunkan Simon Santoso, Mutiara juga masih memiliki materi tunggal putra lainnya yang juga merupakan mantan pelatnas. "Kemungkinan pasti ada, meskipun berat. Kita main saya sebaik-baiknya besok, siapa tahu bisa mencuri," imbuhnya kemudian.
Ezther Lastania