Fakta Finalis Liga Champions: Chelsea
Performa di Liga Champions musim ini: 8 menang, 3 imbang, 1 kalah.
Top skor: Olivier Giroud (6 gol).
Chelsea kalah hanya dua kali sejak Thomas Tuchel mengambil alih. Mereka menemukan permainan dan performa terbaiknya di bawah asuhan pelatih Jerman mereka. Jika kemajuan dalam beberapa bulan terakhri ini bisa terus dipertahankan, tampak tidak ada yang akan ditakuti oleh Chelsea untuk musim selanjutnya.
Chelsea berganti manajer pada pertengahan musim. Hasilnya, mereka berpeluang kembali memenangi trofi Liga Champions, seperti pada 2012. Kemenangan terakhir mereka melawan City (skor 2-1 di Liga Inggris Mei lalu) memberi mereka alasan lebih untuk optimistis pada laga Final.
Gelandang Chelsea Mason Mount melakukan selebrasi bersama rekan setimnya usai mencetak gol ke gawang Real Madrid dalam pertandingan semifinal leg kedua Liga Champions di Stamford Bridge, London, 6 Mei 2021. REUTERS/Toby Melville
Chelsea melaju setelah melewati penyisihan grup yang nyaris tanpa cela. Mereka tampil dengan pertahanan yang kokoh dan pemecah rekor tanpa kebobolan oleh Edouard Mendy.
Mereka tidak kesulitan menyingkirkan Atlético yang sangat diunggulkan di babak 16 besar, kemudian mengalahkan Porto dan akhirnya mendepak juara 13 kali Real Madrid.
Chelsea bermain seolah setiap pertandingan adalah final di bawah asuhan Tuchel. Dan kini mental seperti itu membawa mereka ke laga final sesungguhnya. Gelar juara berada dalam jangkauan mereka.
Man City dianggap menjadi favorit juara Liga Champion musim ini. Tetapi Tuchel telah mengalahkannya tiga kali dalam beberapa pekan terakhir, termasuk di semifinal Piala FA dan Liga Inggris. Tuchel tampak akan bermain dengan cara yang sama, seperti kemenangan sebelumnya.
Kemenangan saat melawan Madrid menunjukkan keberanian Chelsea. Dan keberhasilan itu lebih mengesankan karena timnya mayoritas di isi oleh pemain-pemain muda.
Namun, dengan banyak pemain muda, Chelsea beruntung memiliki N'Golo Kanté di pusat mesin permainnya. Dalam usia 30 tahun, pengaruh gelandang Prancis itu tidak menunjukkan tanda-tanda berkurang. Ia bermain sederhana, dengan stamina luar biasa, dan mampu menutupi setiap inci lapangan. Ia tak pernah berhenti mengganggu pemain yang jadi motor serangan lawan.
Bagi Thomas Tuchel final ini akan jadi laga istimewa. Ia menjadi pelatih pertama yang memimpin dua klub berbeda ke final Liga Champions UEFA berturut-turut, setelah musim lalu bersama PSG.
Selanjutnya: Prediksi Hasil