TEMPO.CO, Jakarta - Setelah kekalahan dari Yordenis Ugas pada pertandingan tinju dunia kelas welter WBA, Manny Pacquiao membuat pelatihnya, Freddie Roach, khawatir. Musababnya, kekalahan itu membuat Pacquiao harus mempertimbangkan kembali masa depan karier tinjunya.
Bagi Roach, Pacquiao masih bisa tampil kompetitif pada usia 42 tahun. Namun, kekalahan dari Ugas bisa menjadi penanda akhir karier mantan juara delapan divisi tinju asal Filipina tersebut alias pensiun. “Saya sedikit khawatir tentang itu," kata Roach dikutip dari Boxing Scene, Selasa, 24 Agustus 2021.
Ia meneruskan, "Dia bertinju untuk waktu yang sangat lama, juga petinju yang bekerja dengan saya untuk waktu yang lama. Dia adalah klien terbaik yang pernah saya miliki. Dia laki-laki terbaik, petarung terbaik. Anda tahu, saya benci melihat hari ketika dia pensiun. Dia tidak tampil bagus kemarin, tapi kita lihat saja apa keputusan Manny."
Dalam pertandingan tersebut, Pacquiao menemui masalah sulitnya menembus pertahanan Yordenis Ugas sepanjang pertarungan 12 ronde. Ugas memang memiliki keunggulan postur tubuh. Pacquiao juga sudah mengungkapkan kekalahan pertamanya dalam empat tahun juga dipengaruhi oleh kram kaki di ronde kedua. Kram membuat gerakannya terbatas di ronde tersisa.
Ugas, 35 tahun (27-4, 12 KO), memenangkan delapan ronde berdasarkan kartu skor juri Dave Moretti dan Steve Weisfeld. Keduanya memberikan skor 116-112 untuk petinju asal Kuba itu. Hakim Patricia Morse Jarman juga memuji Ugas karena memenangkan tujuh dari 12 ronde dengan 115-113.
Pacquiao (62-8-2, 39 KO) masih akan menimbang masa depan tinjunya. Dia akan mengumumkan keputusannya pada September mendatang, termasuk keputusan apakah akan mencalonkan diri sebagai presiden Filipina. Ambisi itu akan menghabiskan sebagian besar waktu dan energi senator selama tujuh bulan berikutnya.
Jika Pacquiao memenangkan pemilihan itu, yang dijadwalkan pada 9 Mei, ia akan diwajibkan menjalani masa jabatan presiden selama enam tahun. Jelas, ia tidak dapat melanjutkan karier tinjunya. “Selama saya hidup di dunia ini, saya ingin meninggalkan warisan, tidak hanya menjadi petarung yang baik, tetapi saya ingin meninggalkan warisan sebagai inspirasi bagi semua orang di dalam dan di luar ring," kata dia.
Manny Pacquiao meneruskan, "Saya tidak berbicara dengan cara politisi, tetapi saya adalah pelayan publik. Saya ingin membantu orang, bahkan dengan uang saya sendiri. Semua saya kembalikan. Itulah misi saya. Ketika hidup kita selesai di dunia ini, kita tidak bisa mengambil apa-apa. Tinju adalah gairah saya. Itu sebabnya saya berjuang di usia 42 tahun. Saya menikmatinya, tetapi Anda harus memikirkan respons tubuh.”
Baca juga : Tinju Dunia: Dikalahkan Ugas, Manny Pacquiao Isyaratkan Akan Pensiun