TEMPO.CO, Jakarta - Persaingan di Pekan Olahraga Nasional XX Papua (PON Papua) makin menarik dengan dimulainya perlombaan cabang olahraga atletik yang merupakan cabang dengan menyediakan medali terbanyak.
Dalam klasemen umum perolehan medali PON Papua, DKI Jakarta masih mempertahankan posisinya. Hingga Rabu pagi, 6 Oktober, mereka masih berada di urutan pertama dengan 42 emas, 30 perak dan 34 perunggu.
Persaingan justru terjadi di peringkat kedua dan ketiga. Jawa Barat untuk sementara menggeser tuan rumah Papua. Saling kejar antara keduanya diperkirakan masih akan terjadi pada Rabu ini, 6 Oktober 2021.
Jawa Barat, juara umum PON 2016, untuk sementara mengumpulkan 34 medali emas, 31 perak dan 41 perunggu. Jabar naik ke posisi kedua, mengeser Papua yang mengumpulkan 33 emas, 18 perak, 36 perunggu.
Jatim juga masih meramaikan persaingan di papan atas dengan 31 emas, 29 perak dan 25 perunggu, dan berada di urutan keempat.
Di GOR Mimika Sport Complex, Mimika, atletik yang total menyediakan 46 medali, langsung menggelar tujuh nomor final pada hari pertama.
Sejumlah nama-nama atlet yang sudah merasakan asam garang turnamen internasional turut mewarnai persaingan di induk segala cabang olahraga ini.
Atlet nasional asal Bali, Maria Londa, masih membuktikan sebagai yang terbaik di nomor lompat jauh putri. Ia meraih medali dengan lompatan 6,26 meter.
Meski masih di bawah rekor nasional atas namanya sendiri (6,70m), namun lompatannya di PON Papua ini cukup bagi Londa untuk menyumbang emas bagi daerahnya.
Atlet-atlet nasional lainnya yang tidak terbendung untuk meraih medali emas di cabang atletik ini adalah Agus Prayogo, yang menyumbang emas bagi Jawa Barat di nomor lari 5.000 meter putra.
Demikian juga dengan Emilia Nova yang berjaya di nomor lari gawang 100 meter putri untuk DKI Jakarta. Kontingen Ibu Kota juga menambah medali emas melalui atlet nasional Odekta Elvina Naibaho di nomor 5.000 meter putri.
Catur
Dari nomor-nomor perlombaan catur kilat yang dimainkan Selasa, Jabar merebut dua dari lima emas yang diperebutkan, yang didapat dari nomor beregu terbuka dan perorangan.
Kemenangan regu Jabar tidak terlepas dari kegemilangan Master Internasional (IM) M. Lutfi Ali dan IM Farid Firmanshah. Lufti yang turun di papan kedua menorehkan hasil sempurna dengan menyapu sembilan kemenangan, sedangkan Farid membukukan delapan kemenangan dan sekali remis.
Adapun Grand Master (GM) Susanto Megaranto yang turun di papan satu hanya mencatat 7,5 poin dan IM Anjas Novita di papan empat membubukan 6,0 poin.
Di kategori perorangan terbuka, pecatur Jabar Master Fide (FM) Arif Abdul Hafiz meraih medali emas dengan membukukan total 8,0 poin. Ia mengungguli pecatur nasional IM Yoseph Theolifus Taher yang kali ini memperkuat kontingen Papua.
Selain dari atletik dan catur, Jabar juga berjaya di cabang taekwondo yang diselesaikan pada Selasa, dengan memastikan sebagai juara umum berkat total raihan sembilan medali emas.
Papua yang lama tidak terdengar kiprahnya di cabang taewondo, mencatat sejarah dengan keberhasilan atletnya Glorya Rinny Keleyan meraih emas di kelas -53 kilogram putri
Di sejumlah cabang, tambahan medali emas bagi Papua cukup merata, di antaranya pada cabang panjat tebing di mana atlet Papua merebut dua medali emas.
Dua tambahan emas tersebut diperoleh melalui Ravianto Ramadhan di nomor lead perorangan putra serta Tetih Ragil Anang Effendi/Nesthy Stella Pedai di nomor lead mix.
Selanjutnya: Persaingan di Tinju