Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pelajaran Berharga dari SEA Games 2021: Kontras Prestasi Karate dan Pencak Silat

Reporter

Editor

Nurdin Saleh

image-gnews
(dari kiri) Karateka Indonesia Albiadi, Andy Tomy dan Albiadi beraksi pada final Kata Beregu Putra SEA Games 2021 Vietnam di di Sports Competition Center, Ninh Binh, Vietnam, Jumat, 20 Mei 2022. ANTARA/Zabur Karuru
(dari kiri) Karateka Indonesia Albiadi, Andy Tomy dan Albiadi beraksi pada final Kata Beregu Putra SEA Games 2021 Vietnam di di Sports Competition Center, Ninh Binh, Vietnam, Jumat, 20 Mei 2022. ANTARA/Zabur Karuru
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Nasib cabang olahraga bela diri Indonesia di arena SEA Games 2021 sangat berwarna. Ada yang gembira dengan torehan prestasi mengesankan, ada pula yang banjir air mata karena kegagalan.

Dua cabang olahraga yang paling menjadi sorotan selama SEA Games edisi ke-31 ini adalah pencak silat dan karate. Keduanya sungguh bertolak belakang.

Pencak silat yang asli Indonesia hanya menyumbangkan satu medali emas, empat perak dan tiga perunggu. Mereka gagal memenuhi target tiga medali emas. Karate yang berasal dari Jepang justru prima dengan empat emas, delapan perak dan dua perunggu atau melampaui target tiga medali emas yang ditetapkan Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Torehan di SEA Games Vietnam menjadi catatan bersejarah bagi kedua cabang olahraga. Bagi pencak silat, ini pertama sejak dipertandingkan dalam SEA Games 1987, hanya menghasilkan satu medali emas. Akibatnya, tim pun finis urutan lima pada klasemen medali cabang ini.

Sementara karate, untuk pertama kalinya semua atlet yang diikutsertakan dalam ajang ini dua tahunan ini mendapatkan medali. Dari total 19 atlet, tim karate Indonesia meloloskan 12 nomor ke final dari 15 nomor yang dipertandingkan, baik nomor perseorangan maupun beregu.

Walhasil, tim karate Indonesia finis urutan kedua pada klasemen akhir atau satu tingkat di bawah tuan rumah Vietnam yang mengemas tujuh medali emas.

Di arena pertandingan, apa yang dialami kedua cabang olahraga ini pun secara kasat mata juga jauh berbeda.

Pesilat Indonesia Khoirudin Mustakim (kiri) menyerang pesilat Malaysia Muhammad Khairi Adib Bin Azhar pada final kelas B 50-55 Kg Pencak Silat SEA Games 2021 Vietnam di Bac Tu Liem Sport Center, Hanoi, Vietnam, Senin, 16 Mei 2022. Pesilat Indonesia Khoirudin Mustakim meraih medali perak setelah kalah dari pesilat Malaysia Muhammad Khairi Adib Bin Azhar. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Satu kejadian yang paling menyolok perhatian adalah ketika dua atlet pencak silat Indonesia gagal dalam partai puncak karena suatu hal yang tak seharusnya terjadi.

Pesilat andalan Indonesia M. Khoiruddin Mustakim kandas menghadapi lawannya dari Malaysia Muhammad Hairi Adib Bin Azhar pada pertandingan kelas B putra 50-55 Kg. Dia kalah tipis 49-50 pada Senin, 16 Mei 2022.

Begitu pula dengan Muhamad Yachser Arafa yang gagal menyumbangkan medali emas setelah didiskualifikasi saat berhadapan dengan wakil Singapura Muhammad Hazim pada laga final kelas C putra 50-60 Kg yang pertandingannya digelar persis setelah laga Mustakim.

Mustakim bisa dikatakan memiliki kelas kemampuan yang jauh lebih baik dari pesilat Malaysia. Tapi pada laga itu, dia demikian bersusah payah dalam  mengumpulkan poin yang 0tak jarang mendapat pengurangan karena dianggap membuat pelanggaran.

Satu momen penting justru terjadi pada menit-menit akhir babak ketiga ketika Mustakim sudah unggul 59-50.  Satu tendangan telaknya melayang ke arah muka sehingga langsung membuat lawan terguling di arena. Sayang, momen krusial ini terjadi saat waktu tersisa empat detik.

Setelah dilakukan pemutaran Video Asisstant Referee (VAR), wasit langsung memutuskan pengurangan 10 poin kepada Mustakim sehingga menjadi 49-50, yang menurut pelatih Indonesia Indro Catur sebagai keputusan yang terlalu berlebihan.

Lantaran waktu yang tersisa hanya 4 detik, Mustakim tak mampu lagi membalikkan keadaan sehingga hanya menyumbangkan perak.

Juga terjadi pada menit-menit akhir, Muhamad Yachser Arafa mengalami nasib serupa saat bertanding dalam final kelas C putra 50-60 Kg.

Bedanya, Yachser didiskualifikasi saat pertandingan masih menyisakan 28 detik dan dalam keadaan unggul 31-21. Dia dianggap melakukan pelanggaran berat yang menyebabkan lawan asal Singapura Muhammad Hazim ditandu ke luar lapangan.

Tak hanya dalam pertandingan tersebut, keberpihakan wasit juga dirasakan pesilat-pesilat Indonesia saat berlaga pada nomor seni. Sebut saja Puspa Arum Sari.

Peraih medali emas Asian Games 2018 ini yang disebut-sebut tak ada lawan untuk nomor seni perseorangan putri di kawasan Asia Tenggara ini harus puas dengan medali perak karena dikalahkan wakil tuan rumah Vietnam.

Berbeda di arena karate. Walau pengaruh tuan rumah tetap terasa yang sepertinya sudah ‘diterima’ oleh seluruh cabang olahraga bela diri, tapi kekerapannya tidak seperti dialami pesilat Indonesia.

Karateka Cok Karateka Cok Istri Agung yang turun dalam nomor kumite -55 Kg berhasil menjegal wakil tuan rumah pada semifinal dengan skor 5-3 di Pusat Olahraga Provinsi Ninh Binh, Vietnam, Kamis (19 Mei 22).

Kemenangan ini membuat Cok lebih percaya diri dalam final sehingga karateka asal Bali ini mengalahkan wakil Thailand Namkhao Penpisut dengan skor 2-0.

“Saya percaya diri karena sebenarnya ganjalan terbesar itu di semifinal, saat ketemu wakil tuan rumah,” kata Coki, panggilan akrab Cok.

Selanjutnya: Kental faktor non teknis...

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PPS Betako Merpati Putih 61 Tahun, Ini Kilas Balik Perguruan Pencak Silat yang Diajarkan di Kopassus dan Paspampres

23 hari lalu

Logo perguruan pencak silat Merpati Putih. wikipedia
PPS Betako Merpati Putih 61 Tahun, Ini Kilas Balik Perguruan Pencak Silat yang Diajarkan di Kopassus dan Paspampres

PPS Betako Merpati Putih telah 61 tahun. Ini kisah berdirinya perguruan pencak silat dari Yogyakarta, yang diajarkan untuk Kopassus dan Paspampres.


Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

24 hari lalu

Logo perguruan pencak silat Merpati Putih. wikipedia
Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.


Mengenal Milos Pejic, Pelatih Timnas Basket Indonesia

56 hari lalu

Pelatih Timnas basket Indonesia Milos Pejic. ANTARA/Galih Pradipt
Mengenal Milos Pejic, Pelatih Timnas Basket Indonesia

Pelatih timnas basket Indonesia Milos Pejic belakangan disoroti, karena menggunakan pemain muda dalam kualifikasi FIBA Asia Cup 2025


Apa Kata Pelatih Timnas Basket Indonesia Milos Pejic yang Dikritik karena Pakai Pemain Muda di Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025?

26 Februari 2024

Pelatih Timnas basket Indonesia Milos Pejic. ANTARA/Galih Pradipt
Apa Kata Pelatih Timnas Basket Indonesia Milos Pejic yang Dikritik karena Pakai Pemain Muda di Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025?

Pelatih timnas basket Indonesia Milos Pejic sempat dikritik karena memakai pemain muda di kualifikasi FIBA Asia Cup 2025.


Yayan Ruhian Kembali Muncul di Film Hollywood, Bagaimana Aktor Asal Tasik itu Populerkan Pencak Silat?

26 Februari 2024

Yayan Ruhian dalam film serial Who Is Erin Carter. Instagram/yayanruhian
Yayan Ruhian Kembali Muncul di Film Hollywood, Bagaimana Aktor Asal Tasik itu Populerkan Pencak Silat?

Yayan Ruhian adalah salah satu praktisi silat yang terjun ke dunia film. Ia membantu para guru silat mempopulerkan pencak silat ke dunia.


Indonesia Torehkan Prestasi di World Karate Youth League 2024: Akio Saiko Sabet Emas, Sifa Salsabila Kantongi Perunggu

25 Februari 2024

Karateka Indonesia Akio Saiko dan Sifa Salsabila bersama tim pelatih berpose bersama usai menyabet medali emas dan perunggu dalam ajang kompetisi karate berkelas dunia World Karate Youth League 2024 di Fujairah, Uni Emirat Arab, 22-25 Februari 2024. (ANTARA/Dok. Inkanas)
Indonesia Torehkan Prestasi di World Karate Youth League 2024: Akio Saiko Sabet Emas, Sifa Salsabila Kantongi Perunggu

Akio Saiko menyabet medali emas dalam ajang World Karate Youth League 2024. Sifa Salsabila mengantongi medali perunggu.


4 Momen Ikonik Kedekatan Jokowi-Prabowo

24 Februari 2024

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PB IPSI, Prabowo Subianto memeluk pesilat Hanifan Kusumah Yudani yang meraih medali emas Asian Games 2018, Jakarta, Rabu sore, 29 Agustus 2018.  Hanifan Yudani yang membuat trending tropic setelah aksi selebrasinya tersebut.  Kristian Humas PMK
4 Momen Ikonik Kedekatan Jokowi-Prabowo

Sempat menjadi rival dua kali dalam Pilpres, kedekatan Jokowi-Prabowo terekam dalam sejumlah momen


Rekomendasi 5 Bela Diri untuk Anak, Bisa Cegah dan Antisipasi Bullying

22 Februari 2024

Ilustrasi kejuaraan Pencak Silat. Fotografer : Alfan.
Rekomendasi 5 Bela Diri untuk Anak, Bisa Cegah dan Antisipasi Bullying

Bela diri mengajarkan anak untuk tidak menganiaya orang. Bisa digunakan anak membela diri dari pelaku bullying


Barisan Ikan Bandeng Menjelang Imlek di Pasar Rawa Belong, Dulu Tempat Para Jawara Betawi Termasuk Si Pitung

9 Februari 2024

Deretan lapak penjual ikan bandeng menjelang Imlek di kawasan Rawa Belong, Jakarta, Kamis, 23 Januari 2020. Ikan bandeng dijual mulai dari harga Rp. 70.000 per kilo. TEMPO/Fajar Januarta
Barisan Ikan Bandeng Menjelang Imlek di Pasar Rawa Belong, Dulu Tempat Para Jawara Betawi Termasuk Si Pitung

Menjelang imlek pedagang ikan bandeng musiman penuhi Pasar Rawa Belong. Berikut profil daerah Rawa Belong, disebut tempat kelahiran Si Pitung.


Profil Daniel Marthin, Juara Ganda Daihatsu Indonesia Masters 2024

30 Januari 2024

Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Daniel Marthin mengembalikan kok ke arah pebulu tangkis ganda putra Denmark Kim Astrup dan Anders Skaarup Rasmussen dalam pertandingan babak final Indonesia Masters 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad, 28 Januari 2024.  TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Profil Daniel Marthin, Juara Ganda Daihatsu Indonesia Masters 2024

Daniel Marthin meraih gelar juara ganda Daihatsu Indonesia Masters 2024 bersama pasangannya, Leo Rolly Carnando. Ini profil Daniel.