Satu sektor, ada dua pelatih dan itu sudah cukup. Sebelumnya, saya juga sama Koh Hendri (Hendri Saputra). Hanya tunggal putra saja yang belum ada pelatihnya. Kita lihat nanti Saya sudah mau berangkat untuk seri Eropa, enggak tahu ini kapan. Ini agendanya padat dan kendalanya ada di pemain yang ditinggal.
Mengapa PBSI tidak segera menunjuk pelatih di tunggal putra?
Saya enggak tahu. Saya pernah mau tanya tetapi lebih soal kepastiannya. Ini membuat kami kerjanya lebih enak, namun, itu semuanya bisa ditanyakan ke PBSI saja. Ini sudah hampir setahun. Saya ini termasuk hebat karena saya sendiri menangani, bukan hanya latihan saja, tetapi juga di luar latihan bulu tangkis. Kehidupan atlet enggak hanya di lapangan, jadi untuk melatih mereka dan memberi tahu satu per satu para atlet itu tidak gampang. Itulah yang terjadi dan ada hasilnya. Makanya, capaian di tunggal putra sejauh ini luar biasa.
Berkaca dari penampilan di Piala Thomas 2022, sejumlah kritik banyak mengarah ke tunggal putra. Bagaimana tanggapan Anda?
Saya juga mau challange bahwa saya juga bisa dan mau diadu dengan pelatih hebat. Saya ingin membuktikan saya bisa meskipun sendiri hampir selama setahun. Buktinya Jonatan tiga kali ke final super series. Sebelumnya, enggak pernah ada yang tiga kali berturut-turut ke final. Habis itu Chico juara, belum lagi Vito (Shesar Hiren Rhustavito), dia bisa memberi perlawanan untuk Lee Zii Jia. Kalau bukan karena cedera kemarin, cerita Vito mungkin beda.
Memang ada masalah. Yang penting cara kita mendorong para pemain. Selama saya di sini, dipercaya, ya saya akan berusaha, tetapi itu semua kan keputusan PBSI. Sebagai pelatih, kan, kita harus punya impian untuk menunjukkan bahwa kita juga bisa. Kalau ada kritik atau pendapat orang, itu enggak ada masalah.
Anda memantau setiap kritikan yang masuk di tengah kesibukan latihan?
Sebenarnya pekerjaan saya banyak. Saya pulang, melihat video, analisis, lalu membuat perencanaan, melihat kelebihan dan kekurangan, membuat program latihan, besoknya saya sudah beri arahan ke Jonatan, Ginting dan lainnya. Malamnya kadang saya juga tidak bisa langsung tidur, memikirkan program dan bagaimana ke depannya. Ini memang enggak gampang.
Kalau baca kritikan,ya beberapa kali lewat media, tetapi ya ngapain marah. Prinsip saya ke pemain juga begitu. Kalian jangan marah apabila ada kritik, kalian harus tunjukkan dan membuktikannya di lapangan. Masyarakat itu enggak mau mengenal kata kalah. Prinsip orang menonton itu hanya ingin terhibur dan enggak mau kalah.
Saya selalu bilang, termasuk ke Jonatan dan Ginting, kalau Allah kasih rejeki itu enggak akan kemana. Makanya, saya bilang agar mainnya coba enjoy aja. Beban itu sudah ada yang atur, tapi bukan berarti kita main sembarangan. Kita juga cari cara untuk menang. Setiap kejuaraan penting dan sebenarnya mereka juga ingin menang. Tuhan sudah atur dan yang penting main 100 persen.
Bagaimana kegiatan Anda di luar bulu tangkis?
Ya enggak 24 jam untuk bulu tangkis. Ada juga waktu untuk keluarga. Tapi, ini kerjaan kita. Makanya, kalau ada yang menjelek-jelekan pelatih, ya terserah saja. Kita kan enggak bisa memaksa orang untuk suka sama kita. Kalau memang enggak suka, saya juga enggak bisa melakukan apa-apa. Yang penting, saya tidak melakukan hal yang salah dan melukai orang. Saya tetap berusaha melakukan yang terbaik. Kalau enggak bisa, ya serahkan keputusannya di PBSI. Jangan angkat pelatih di pelatnas hanya karena kasihan, tetapi karena memang pelatih yang ada di sini memang bagus. Saya yakin dengan latihan saat ini, para pemain bisa maju.
Di Piala Thomas 2022, Indonesia sudah memprediksi akan bertemu India di partai final?
Enggak ada yang mengira, tetapi itu yang terjadi. Melawan mereka di poin-poin tertentu ada saja momen bola selalu bisa dikembalikan ke arah pemain Indonesia. Jadi ada semacam aura, enggak ada yang bisa mengalahkan India dan memang sejarah harus terbuka buat mereka. Ginting dan Jonatan yang sudah bisa menang, ternyata kok bisa goyang dan berbalik.
Waktu partai final itu, semua pemain Indonesia tegang. Itu enam bulan setelah kita menjadi juara Thomas Cup. Ini suatu prestasi yang bagus, mana ada tim yang baru juara berhasil mencapai babak final. Namun, setelah itu, tunggal putranya diserang karena dianggap jadi penyebab, tapi ya apa yang bisa kita buat.
Pebulu tangkis tunggal pria Indonesia, Chico Aura Dwi Wardoyo mengangkat trofi setelah menang dalam final Malaysia Masters 2022 di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Ahad, 10 Juli 2022. Instagram/@Badminton_ina