Dengan demikian, rekor yang dibukukan Satwiksairaj Rankireddy dan Pearly Tan pada 14 April 2023 lalu tak "diakui" secara resmi oleh BWF. Begitu pula rekor smash 426 km per jam Mads Pieler Kolding (Denmark) yang dibukukan dalam laga Badminton Premier League di Bangalore, India pada 10 Januari 2017.
Rekor pukulan terkencang dalam pertandingan bulu tangkis resmi di bawah naungan BWF sendiri baru saja pecah sekitar dua pekan lalu. Sosok pemecah rekor tersebut adalah Lakshya Sen (India) yang melepaskan smash 420 km per jam dalam laga final Canada Open 2023 kontra Li Shi Feng (Cina).
Sedangkan pemilik rekor resmi pukulan terkencang untuk sektor putri adalah Pusarla Sindhu (India) dengan 374 km per jam saat tampil di Swiss Open 2021. Jika dibandingkan, rekor pukulan terkencang resmi versi BWF tersebut jelas kalah jauh dibanding yang dicatat oleh Guinness World Records.
Namun, catatan Rankireddy dan Tan bersama Yonex tiga bulan lalu itu pada sisi lain juga membuka kesempatan terjadinya pemecahan rekor resmi di masa depan. Rekor tersebut bisa saja dipecahkan dalam laga resmi BWF jika pemain mendapati skenario permainan yang ideal untuk meluncurkan smash terkuat.
Pemecahan Rekor Guinness World Records untuk Kepentingan Bisnis
Guinness World Records memang membuka kans bagi pihak yang ingin memecahkan rekor untuk kepentingan bisnis lewat materi promosi kreatif. Dalam hal ini, Yonex secara implisit mempromosikan raket NANOFLARE 1000 Z yang dirilis per 16 Juni 2023 lewat upaya pemecahan rekor pukulan tercepat di bulu tangkis.
Upaya pemecahan rekor pukulan tercepat oleh Satwiksairaj Rankireddy dan Pearly Tan juga jadi materi promosi bulu tangkis sebagai olahraga tercepat di dunia. Bahkan, pukulan 565 km per jam yang dilepaskan Satwiksairaj Rankireddy lebih kencang dari top speed mobil balap F1 yang mencapai 372,6 km per jam.
Perbandingan pukulan terkencang Rankireddy dengan top speed berbagai olahraga pun dicantumkan dalam rilis resmi Yonex.
Pilihan Editor: Lawan Mundur, Dejan / Gloria Lolos ke Babak 16 Besar Korea Open 2023