TEMPO.CO, Jakarta - Zheng Qinwen merebut medali emas tenis tunggal putri Olimpiade Paris 2024. Ia sekaligus menorehkan sejarah karena menjadi petenis Cina pertama yang berhasil melakukannya.
Zheng Qinwen menjadi juara setelah mengalahkan Donna Vekic, dari Kroasia, dengan skor 6-2 6-3 dalam final yang menegangkan di Paris, Sabtu, 2 Agustus.
Atlet unggulan keenam berusia 21 tahun itu mendapat dukungan antusias dari kontingen Cina yang cukup besar di dalam Lapangan Philippe Chatrier Roland Garros. Ia menanggapinya dengan penampilan yang tenang.
Vekic, yang ingin menjadi juara tunggal Olimpiade pertama Kroasia, berjuang keras untuk mencoba membalikkan keadaan tetapi gagal memanfaatkan peluangnya.
Zheng tidak berada dalam performa terbaiknya tetapi mampu meningkatkan permainannya ketika diminta untuk melewati beberapa permainan panjang untuk mendapatkan hadiah terbesar dalam kariernya.
Ia berhasil membuat sejarah buat negaranya. Satu-satunya medali emas Cina lainnya dalam tenis Olimpiade diraih pada tahun 2004 saat Li Ting dan Sun Tian-Tian memenangi ganda putri di Athena. Sedangkan penampilan tunggal terbaik sebelumnya adalah keberhasilan Li Na mencapai semi-final pada tahun 2008, meski ia gagal meraih medali.
Zheng, runner-up di Australia Terbuka tahun ini, kini tampak mampu mencapai ketinggian yang sama dengan Li Na yang mengklaim dua gelar Grand Slam selama kariernya yang gemilang.
"Perjalanan Olimpiade ini tidaklah mudah, saya telah melalui banyak pertarungan yang sulit dan beberapa pertandingan hampir membuat saya kalah," kata Zheng kepada wartawan. "Namun, ada kekuatan yang menopang saya. Saya tidak pernah menyerah."
"Suasana di final hari ini luar biasa, semua penggemar Cina berteriak memanggil saya. Dua tahun lalu, itu akan menjadi tekanan, tetapi hari ini saya tetap tenang dan mengatasinya dengan baik."
Kemenangannya melengkapi minggu yang mengesankan bagi Cina di lapangan tanah liat Paris. Wang Xinyu dan Zhang Zhizhen mengklaim medali perak di ganda campuran pada malam sebelumnya.
Zheng , yang digambarkan oleh finalis putra Novak Djokovic sebagai pemain wanita favoritnya, mengawali minggu dengan cara yang menghancurkan, mengalahkan mantan runner-up Prancis Terbuka Sara Errani 6-6 6-0.
Ia harus berjuang keras dalam pertarungan tiga set yang panjang melawan Emma Navarro dan Angelique Kerber dari Jerman sebelum menaklukkan favorit panas Iga Swiatek untuk memberi dirinya kesempatan meraih emas.
"Ketika saya menjadi juara Olimpiade, saya merasa beban berat terangkat dari pundak saya. Secara mental saya merasa jauh lebih ringan untuk melangkah maju," kata Zheng Qinwen.
"Akhirnya, saya bisa berkata kepada keluarga saya, kepada ayah saya, 'ayolah, saya baru saja membuat sejarah!'," kata Zheng dengan wajah berseri-seri .
REUTERS
Pilihan Editor: Tersingkir di Olimpiade Paris 2024, Lalu Muhammad Zohri Akui Kesulitan Siasati Jeda Waktu